Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
TERUS berkomitmen untuk berkontribusi pada transisi energi, PT Pertamina Patra Niaga menandatangani Nota Kesepahaman kerja sama jual beli Green Petroleum Coke sebagai bahan baku pembuatan Anoda yang digunakan pada Industri Baterai dengan PT Indonesia BTR New Energi Material, Kamis (16/11). Penandatangan ini dilakukan oleh Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya dengan Direktur Utama PT Indonesia BTR New Energi Material Wu Lei.
Maya mengatakan, PT Pertamina Patra Niaga saat ini memang terus memperluas penjualan produk petrokimia yang dipasarkan, salah satunya Green Petroleum Coke, produk olahan minyak bumi yang dihasilkan dari Pertamina Group, yakni PT Kilang Pertamina Internasional di Dumai. Selain dimanfaatkan untuk industri baterai, Green Petrloeum Coke juga dapat dimanfaatkan sebagai material pendukung pada pengolahan Alumunium.
“Kami di Pertamina Patra Niaga yang akan menjalankan pemasarannya untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Kerja sama ini menjadi langkah Pertamina Patra Niaga untuk berperan lebih banyak dalam peningkatan ekonomi nasional sekaligus memperkuat upaya kontribusi kami dalam mendukung transisi Green Energy atau energi bersih melalui pengembangan industri baterai di Indonesia,” terang Maya.
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Dorong Konsumen untuk Transaksi Nontunai
Dalam Nota Kesepahaman ini, PT Pertamina Patra Niaga akan memenuhi kebutuhan Green Petroleum Coke PT Indonesia BTR New Energi Material yang mencapai 100.000 Metrik Ton (MT) per tahun.
“Kami akan memproduksi dan menyuplai Green Petroleum Coke untuk memenuhi kebutuhan PT Indonesia BTR, mudah-mudahan kualitas produk kami dapat memenuhi spek yang diinginkan dan dapat mendukung produksi manufaktur baterai. Kami siap, dan kami harap bisa membuka peluang produk lain melalui layanan Pertamina One Solution,” tukas Maya.
Direktur Utama PT Indonesia BTR New Energi Material Wu Lei mengatakan, penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah untuk memastikan terpenuhinya bahan baku yang dibutuhkan dalam Eksosistem Industri Baterai di Indonesia, khususnya untuk pabrik industri baterai di Kawasan Morowali yang dikelola PT Indonesia BTR New Energi Material.
Baca juga: Pertamina Hulu Energi Sukses Raih ESG Rating Medium
“Keamanan suplai bahan baku menjadi langkah kunci untuk memastikan industri baterai yang kami jalankan beroperasi dengan maksimal,” pungkas Wu Lei. (RO/S-3)
PAM JAYA berharap dapat menjaga kontinuitas rencana pemenuhan kebutuhan air minum tanpa tergantung pada satu sumber utama.
Fery menyampaikan apresiasi atas keterlibatan ITB dalam mendukung pengembangan koperasi berbasis data dan ilmu pengetahuan.
Pekerja industri konstruksi di Jepang terus berkurang karena masalah penuaan. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar bagi sektor konstruksi di Jepang.
Kerja sama yang dibahas antara lain meliputi program pelatihan bersama untuk atlet junior dan senior, peningkatan kualitas wasit dan juri.
Kerja sama ini menandai langkah konkret kolaborasi dalam bidang hukum perang, militer, dan udara sebagai upaya membangun jejaring keilmuan yang berkelanjutan.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Indonesia dapat menyuplai baterai EV sebesar 210 GWh per tahun, karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral khususnya nikel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved