Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
LANGKAH untuk menggratiskan tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dinilai tak akan berdampak pada return of investment (ROI) proyek tersebut. Asalkan, kebijakan bebas biaya itu telah diperhitungkan dalam kajian proyek sepur kilat tersebut.
"Ini tidak akan terlalu berdampak secara keseluruhan di ROI penghitungan dari kereta api cepat. Tentu dengan asumsi bahwa tiket gratis yang sampai pertengahan Oktober ini telah dimasukkan ke dalam komponen penghitungan biaya promosi yang lumrah ada dalam suatu proyek," ujar periset dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet saat dihubungi, Senin (2/10).
Hal yang akan signifikan mempengaruhi ROI proyek tersebut justru pascapenggratisan tiket kereta cepat. Jika minat masyarakat relatif rendah dari target-target yang telah disusun, maka ROI akan terdampak dan berpeluang molor.
Baca juga: Jokowi Resmikan Kereta Cepat WHOOSH, Gus Imin: Selamat, Moga Manfaat
Namun sebaliknya, jika uji coba kereta cepat gratis itu berhasil menarik minat masyarakat setelahnya, maka besar kemungkinan ROI akan terakselerasi.
Kebijakan uji coba gratis tersebut, kata Yusuf, umumnya akan berhasil menjaring masyarakat untuk menggunakan moda cepat itu. Hal tersebut menurutnya tercermin dari banyaknya masyarakat yang ingin menjajal kereta cepat tanpa dipungut biaya.
Baca juga: Luhut Kenang Berbagai Tantangan dan Pesimisme Proyek Kereta Cepat
"Tapi, tentu untuk meyakinkan konsumen, maka kereta api cepat harus memberikan pelayanan dengan baik," kata Yusuf.
Lebih lanjut dia menyampaikan, keberadaan kereta cepat juga tak akan serta merta mematikan Kereta Api Parahyangan. Yusuf berpendapat pasar akan terbagi dua dan mulai menjadi rasional saat masa tiket gratis kereta cepat berakhir.
"Dugaan saya di, tahap awal pilihan masyarakat akan relatif lebih banyak kepada penggunaan Kereta Api Parahyangan, mengingat kereta api ini langsung menuju ke pusat kota Bandung dan waktu tempuhnya sebenarnya relatif tidak begitu jauh berbeda dengan kereta api cepat," jelasnya.
Senada dengan Yusuf, Direktur Eksekutif dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai lonjakan penumpang kereta cepat hanya akan terjadi di satu bulan pertama setelah masa tiket gratis berakhir.
Sebab, nantinya masyarakat akan menghitung kembali efektivitas dan efisiensi yang dapat diambil dari menggunakan KCJB dan KA Parahyangan. Dengan tarif yang rencananya sama, di kisaran Rp250 ribu, masyarakat dinilai akan lebih memilih KA Parahyangan lantaran lebih efisien ketimbang kereta cepat.
Tauhid mengatakan, tiket gratis KCJB yang berlaku hingga pertengahan Oktober ini merupakan bagian dari promosi. Sama halnya seperti kereta bandara, lonjakan penumpang hanya terjadi di awal-awal masa operasional.
Perpanjangan masa bebas biaya kereta cepat juga dinilai menjadi momen bagi KCJB mempromosikan modanya kepada publik. "Sekarang ini kan banyak influencer, komentator atau sebagainya yang juga ikut mencoba kereta cepat, kemudian disampaikan ke media sosial dan banyak bisa dilihat masyarakat. Jadi ada promosi yang lebih luas lagi dari sana," jelas Tauhid. (Z-10)
Lonjakan penumpang tersebut didorong oleh libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan masa liburan sekolah.
Lonjakan arus balik libur Idul Adha mulai terasa sejak Minggu (8/6). Volume penumpang layanan Kereta Cepat Whoosh mencapai sekitar 19 ribu penumpang.
Whoosh menarik minat masyarakat dalam momen libur lebaran. Tercatat, sebanyak 15 ribu tiket terjual pada Kamis (3/4).
PT KCIC menyiapkan 808 ribu tempat duduk untuk mengakomodasi lonjakan penumpang selama periode angkutan Lebaran 2025.
PIXEL Group, salah satu pemimpin industri periklanan menjalin kerja sama strategis dengan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), pengelola dan operator kereta cepat, Whoosh, pada akhir 2023.
Frekuensi keberangkatan kereta cepat itu mengalami peningkatan, dari sebelumnya 48 perjalanan per hari, kini Whoosh melayani 62 perjalanan setiap harinya
Minggu (26/1), peminat Whoosh membeludak sehingga sebagian calon penumpang yang tiba dengan maksud membeli tiket langsung on the spot tidak kebagian tiket kereta.
PERESMIAN TOD (Transit Oriented Development) Stasiun Whoosh di Karawang, Jawa Barat, 24 Desember lalu.
Hingga saat ini, kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu telah melayani lebih dari 7,5 juta penumpang sejak dioperasikan secara komersial di Oktober 2023.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved