PERAN desainer interior menghasilkan karya masterpiece pada rancangan interior bangunan publik, gedung khusus, maupun hunian privat menjadi krusial saat ini.
Masyarakat sudah mempercayai bahwa para desainer interior ini sebagai pelaku perubahan yang selalu membawa kecenderungan trend baru melalui gagasannya yang kreatif dan inovatif.
Banyak bangunan yang menjadi perhatian desainer interior untuk ditangani ruang-ruang dalamnya agar menghasilkan suasana yang memenuhi kebutuhan dan tuntutan fungsi. Baik pada bangunan baru maupun bangunan lama (heritage) yang masih ingin mempertahankan keindahan masa lalu untuk kebutuhan baru.
Produsen kunci pintu Kenari Djaja bersama Majalah Asrinesia menggandeng Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) DKI Jakarta menggelar seminar virtual membahas tren desain interior 2023 yang terus berkembang, Kamis (16/4).
Kegiatan seminar virtual mengangkat tema ‘Vernakular Kini pada Desain Interior’, ditampilkan dan inspirasi pengalaman dari desainer interior Oktaviana Rombe dan Rubi Roesli dalam menciptakan dan mengolah interior ruang publik dan privat menghadapi tantangan desain Indonesia ke depan.
Rubi Roesli, melalui karyanya menyampaikan misidesainer
interior tidak boleh berhenti berinovasi dalam pekerjaan interior berbagai arsitektur bangunan yang selalu menuntut kekhasan masing-masing.
"Dalam memenuhi tuntutan konsumen di era modern, penggunaan material dengan lokal konten yang bernilai seni dapat menjadi pilihan inovatif unik, mengingat pengguna atau penikmat ruangan gedung banyak juga yang tertarik pada keindahan material dari dalam negeri," ujarnua lewar keterangan yang diterima, Minggu (19/3).
Desainer Oktaviana Rombe, melihat bahwa Indonesia sangat kaya akan potensi materi dan produk tradisional untuk digunakan sebagai konten desain interior bergaya Vernakular Baru.
Seminar virtual 'Vernakular Kini pada Desain Interior’, dihadiri Direktur PT Kenari Djaja Prima, Hendry Sjarifudin sekaligus mewakili Direktur Utama PT Kenari Djaja Prima, Hendra B Sjarifudin, Ketua HDII DKI Jakarta Ranu Scarvia dan Bambang Sutrisno dari IAI. (H-3)