Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Butuh Belanja Modal Rp90 T, Alasan PHE Melantai di Bursa

Insi Nantika Jelita
07/12/2022 17:19
Butuh Belanja Modal Rp90 T, Alasan PHE Melantai di Bursa
ilustrasi -- PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina akan menawarkan saham perdana atau IPO tahun depan.(ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA)

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina akan melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di tahun depan. PHE akan menawarkan 10%-15% sahamnya di pasar modal.

Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury mengungkapkan, alasan rencana aksi korporasi tersebut untuk kebutuhan pendanaan belanja modal atau capital expenditure (capex) PHE yang mencapai US$4 miliar-US$6 miliar atau Rp60 triliun-Rp90 triliun.

"Kami harapkan pelaksanaan IPO selain meningkatkan transparansi, juga meningkatkan diversifikasi sumber pendanaan," kata Pahala dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks Senayan, Rabu (7/12).

Dengan adanya pendanaan yang besar itu diharapkan Kementerian BUMN bisa mengoptimalkan peran PHE dalam menjaga momentum harga minyak dan gas bumi dunia yang tinggi di global.

"Juga bisa menumbuhkan sentimen baik pada investor energi. Serta bisa mengoptimalkan rencana ini karena di Indonesia masih minim emiten untuk eksplorasi dan produksi migas yang IPO," terangnya.

Selain itu, pendanaan dari IPO tersebut akan digunakan PHE untuk pengembangan blok migas di Indonesia, maupun di luar negeri. Dengan modal tersebut diharapkan PHE bisa memproduksi minyak terbesar dengan basis cadangan yang cukup.

"PHE sudah mengoperasikan wilayah kerja (WK) besar di Aljazair serta pertumbuhan organik dan non organik yang sudah beroperasi di beberapa WK dengan mitra global terkemuka lainnya," ucap Pahala.

Baca juga: Pertamina Dinilai Jadi Garda Terdepan Dekarbonisasi

Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid berpandangan ada dua subholding Pertamina yang tidak boleh disentuh swasta dan tidak boleh IPO, yakni Pertamina Patra Niaga, karena menyangkut level masalah penting soal distribusi minyak dan berikutnya ialah PHE.

"PHE itu menyangkut barang penting yang memiliki high intensity conflict (intensitas konflik tinggi). PHE itu investor yang datang, tidak perlu mencari. Tapi kenapa IPO?" kata Legislator Golkar itu.

Nusron mengatakan, yang lebih pantas untuk IPO ialah PT. Pertamina International Shipping (PIS) karena sifatnya pendukung bisnis Pertamina yang membutuhkan dana dalam meningkatkan pengembangan kilang di Indonesia. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya