Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PARA pemudik yang memilih moda angkutan bus antarkota untuk mudik Lebaran diharapkan berhati-hati karena banyak bus tidak memenuhi syarat laik jalan.
Hal itu dikemukakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan seusai memantau Posko Angkutan Lebaran Kemenhub 2016 di Jakarta, kemarin.
"Per 24 Juni bus yang laik jalan baru sekitar 70%. Ada lima aspek dasar yang harus dipenuhi penyedia angkutan bus antarkota antarprovinsi (AKAP), di antaranya alat penunjuk kecepatan (spidometer) harus berfungsi, rem termasuk rem tangan berfungsi, sabuk pengaman untuk pengemudi harus ada, kaca depan tidak boleh rusak, dan ban tidak boleh gundul. Saya minta semua syarat tersebut diperiksa. Kalau tidak memenuhi persyaratÂan, jangan berangkat. Membahayakan," kata Jonan.
Selain itu, Kemenhub melarang beroperasinya bus antarkota dalam provinsi (AKDP) untuk mudik jarak jauh layaknya bus AKAP karena perbedaan spesifikasi dan standar kelaikan.
"Kami berkoordinasi dengan dinas perhubungan, tidak boleh bus AKDP menjadi bus AKAP. Kalau gubernurnya protes, suruh telepon saya. Kalau enggak boleh, ya, enggak boleh," ujar Jonan.
Dari Yogyakarta dilaporkan, Kepala Dishub DIY Sigit Haryanta mengakui pihaknya telah memeriksa sebanyak 87 bus AKDP. "Hasilnya, separuh tidak laik jalan. Saya minta perusahaan memperbaiki bus yang tidak laik untuk memenuhi program zero accident."
Di sisi lain, Menteri Jonan juga menginformasikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menambah rambu di Tol Cipali demi mengurangi kecelakaan.
Beralih ke Cipali
Pada saat arus mudik Lebaran, Tol Cipali akan menampung sekitar 60%-70% kendaraan pemudik. Dengan demikian, volume kendaraan yang melalui jalur pantura diperkirakan berkurang signifikan.
"Sejak tahun lalu, volume lalu lintas sudah mengalami penurunan berkat adanya Tol Cipali. Sekitar 60% beralih dari jalur pantura ke Tol Cipali," ungkap Kepala Satker I Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional IV Ditjen Bina Marga Yuliansyah saat meninjau jalur pantura, di Subang, kemarin.
Jalur pantura, lanjut Yuliansyah, didominasi kendaraan berat sehingga perawatan jalan di pantura beralih ke Tol Cipali.
"Dengan ada Tol Cipali, alokasi anggaran pantura turun 50%. Tahun lalu bisa Rp400 miliar-Rp500 miliar, sekarang hanya Rp200 miliar," tutur Yulianyah.
Di masa mudik, kata Yuliansyah, permasalahan yang kerap ditemui di jalur pantura ialah pasar tumpah di beberapa titik sehingga menjadi biang kemacetan. "Pasar tumpah ada di 28 titik, tetapi biasanya pada H-7 pemerintah setempat melakukan pendekatan persuasif sehingga pasar tumpah tidak akan mengganggu perjalanan."
Kendati demikian, pihaknya menjamin perbaikan jalur pantura kali ini sudah mencapai 95%. "Standar kami mengarah mantap. Untuk penerangan jalan sudah dibenahi ditjen perhubungan darat. Mereka juga sudah memasang marka jalan," tandas Yuliansyah. (AT/SM/Ant/X-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved