Senin 03 Oktober 2022, 21:15 WIB

E-Commerce dan OTA Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Indonesia

Mediaindonesia.com | Ekonomi
 E-Commerce dan OTA Jadi Kekuatan Ekonomi Digital Indonesia

Antara/Reno Esnir
Papan world tourism day. Blibli bersinergi dengan tiket.com menggabungkan ekosistem e-commerce dan OTA.

 

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh menjadi US$146 miliar pada tahun 2025. Adapun  kontributor terbesar diperkirakan melalui e-commerce dan online travel (OTA)

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia banyak dibantu  oleh industri keuangan dan ekonomi digital. Konsep yang digunakan oleh banyak startup yang berkembang adalah mengintegrasikan dari teknologi digital. 

Menurut peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana ,penggabungan layanan digital antara dua platform akan menghasilkan ekosistem bisnis yang sehat.

“Secara bisnis, model kolaborasi ini menguntungkan karena memperbesar ceruk pasar, sekaligus mendongrak pendapatan dari ecommerce ini. Selain itu, model bisnis E-commerce dan OTA ini adalah berbasis teknologi digital, maka otomatis juga akan mendongkrak geliat ekonomi digital di Indonesia dan menjadi sesuatu yang baru dan luar biasa, ujar Andri. 

Di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan sudah mulai mengimplementasikan skema bisnis ini. Misalnya dua perusahaan rintisan milik grup Djarum, Blibli dan tiket.com. Di bawah naungan GDP Venture, Blibli bersinergi dengan tiket.com menggabungkan ekosistem e-commerce dan OTA. 

“Melalui integrasi layanan e-commerce dan online travel agent, pengguna bisa menggabungkan keanggotaan dari kedua aplikasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari pemenuhan kebutuhan harian dan gaya hidup,” kata CEO dan Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto dalam keterangan tertulisnya

Akhir tahun lalu, Blibli bahkan telah mengakuisisi mayoritas saham PT Supra Boga Lestari Tbk. (RANC) untuk memperkuat ekosistem omnichannel di sektor e-groceries. 

“Kolaborasi ini menjadi momentum bagi Blibli dalam percepatan dan penguatan omnichannel kedua entitas dalam mengembangkan layanan groseri,” terang Kusumo dalam kesempatan terpisah.

Meski potensi yang besar Andri kembali mengingatkan ada tiga tantangan yang perlu diwaspadai sekaligus kesempatan oleh para startup ini.

Pertama pendanaan dari asing mulai selektif karena ada resesi di negara-negara luar, pola bakar uang dengan memberikan promo menarik sudah tidak menarik bagi mereka. Namun di lain pihak, konsumen lebih memilih berbelanja dengan harga yang lebih murah. Ketika promo berkurang, permintaan dari masyarakat juga menurun.

"Bagi perusahaan yang tidak bergantung kepada pendanaan dari luar negeri akan menjadi kesempatan bagus," pungkasnya. (RO/E-1)

Baca Juga

Ist/PT Pos Indonesia

Pos Indonesia Tingkatkan Pelayanan Digital dalam Penyaluran Bansos

👤Media Indonesia 🕔Minggu 04 Juni 2023, 15:16 WIB
Pos Indonesia sudah mempersiapkan aktivitas kerja yang terdigitalisasi pada banyak lini kerja Pos Indonesia, khususnya dalam...
Antara

Punya Potensi di Dunia Startup, Indonesia Bisa Belajar dari Korsel

👤Ihfa Firdausya 🕔Minggu 04 Juni 2023, 13:46 WIB
MENTERI Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan para pelaku UMKM dan startup di Indonesia bisa belajar dari kesuksesan Korea Selatan...
Ant

Upaya Erick Thohir Revitalisasi Aset BUMN Lokananta Diapresiasi

👤Media Indonesia 🕔Minggu 04 Juni 2023, 13:38 WIB
Revitalisasi Lokananta tidak hanya mencakup pelestarian dan perlindungan cagar budaya musik, tapi juga diharapkan dapat mendorong industri...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya