Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

BI Miliki Ruang Tahan Suku Bunga

M. Ilham Ramadhan Avisena
23/8/2022 11:54
BI Miliki Ruang Tahan Suku Bunga
Logo Bank Indonesia yang terpasang di pagar.(MI/Susanto )

Bank Indonesia (BI) dinilai masih memiliki cukup ruang untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level 3,5% pada bulan ini. Sebab, perekonomian domestik terbilang cukup solid dan mampu menahan guncangan eksternal.

"Mempertimbangkan keadaan domestik dan eksternal terkini, BI masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya bulan ini," ujar Ekonom Makroekonomi dan pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky melalui keterangannya, Selasa (23/8).

Dari sisi eksternal, lanjutnya, di tengah tantangan global dan risiko stagflasi, posisi Indonesia saat ini relatif menguntungkan dibandingkan sebagian besar negara.

Pasalnya, cadangan devisa cukup memadai dan berpotensi menjadi penyangga untuk membantu stabilisasi nilai tukar rupiah. Dengan ketahanan eksternal yang terjaga, rupiah menguat sejak akhir Juli.

Sedangkan dari sisi domestik, pemulihan permintaan dan pasokan yang kuat, didorong oleh penurunan signifikan kasus harian covid-19, tercermin dari pertumbuhan yang solid di triwulan II 2022. Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh berbagai indikator utama yang menunjukkan masih tingginya tingkat kepercayaan investor.

Selanjutnya, kata Riefky, windfall dari harga komoditas yang tinggi mempertahankan surplus neraca perdagangan pada paruh pertama 2022 dan berhasil meningkatkan surplus transaksi berjalan pada triwulan-II 2022.

"Secara keseluruhan, kami melihat bahwa BI masih memiliki ruang untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya di 3,50% bulan ini untuk mendukung ketahanan eksternal dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dalam negeri," tuturnya.

Menyoal inflasi, tren peningkatan memang terjadi sejak Juni 2022. Namun itu diakibatkan dari sisi penawaran akibat melonjaknya harga pangan dan energi yang diperkirakan masih akan tetap tinggi dalam waktu dekat. Tercatat inflasi umum pada Juli 2022 berada di level 4,94% (yoy), lebih tinggi dari 4,35% (yoy) pada Juni 2022.

Di sisi lain, windfall dari harga komoditas, memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energinya tiga kali lipat menjadi Rp502,4 triliun, sehingga cukup menjaga harga pertalite, elpiji tabung 3kg, dan tarif listrik untuk tidak berubah.

"Subsidi yang besar disertai dengan bantuan sosial yang berkelanjutan telah membantu menjaga konsumsi rumah tangga dan menekan inflasi domestik agar tidak meroket sejauh ini, memberikan ruang gerak bagi BI untuk mempertahankan posisi kebijakan suku bunga sejauh ini," pungkas Riefky. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya