Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KECELAKAAN di ruas Tol Pemalang-Batang pada jam setengah empat Sabtu pagi (20/8) merenggut nyawa salah satu putra
terbaik yang dimiliki Indonesia. Sosok insinyur dan teknokrat yang kontribusinya telah diakui tak hanya nasional tapi juga internasional. Ialah Achmad Hermanto Dardak.
Hermanto Dardak dipercaya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY untuk menjabat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum dalam Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010 hingga 2014. Lelaki kelahiran 6 Januari 1957 di Trenggalek, Jawa Timur, itu merupakan jebolan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1980.
Ia kemudian meraih gelar Master Teknik Sipil dari Universitas New South Wales, Australia, pada 1985 dan lima tahun setelahnya menyabet gelar Doktor Transport Economy dari Universitas New South Wales, Australia. Dalam perjalanan kariernya di pemerintahan, Hermanto Dardak mulai memegang jabatan sebagai Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri, Kepala Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal, lalu menjabat Kepala Pusat Kebijakan Kementerian Pekerjaan Umum, kemudian Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, hingga akhirnya diangkat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum.
Setelah itu, Hermanto Dardak diberikan amanah sebagai Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah untuk periode 2014-2016. Badan tersebut bertugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kehilangan putra terbaiknya yang telah memiliki banyak jasa dan karya seperti Jembatan Suramadu, menggagas UU Penataan Ruang, dan terlibat aktif menyiapkan rencana pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra pada 2015, serta karya-karyanya dalam bidang perencanaan program pembangunan infrastruktur yang berbasis kewilayahan. Terakhir, Hermanto Dardak mengemban posisi sebagai Ketua Tim Pengarah Satuan Tugas Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) yang dibentuk oleh Menteri PUPR.
Hermanto Dardak juga aktif dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, President Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH), President Road Engineering Association for Asia and Australasia (REAAA), Ketua Umum Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia, Ketua Umum Ikatan Alumni Australia (IKAMA), dan Ketua Hubungan Almamater Ikatan Alumni ITB.
Pada 2014, Hermanto Dardak menerima tanda kehormatan karena kontribusinya dalam pembangunan infrastruktur di Tanah Air yaitu Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama yang diberikan oleh Presiden. Pada tahun yang sama, International Road Federation (IRF) memberikan penghargaan tertinggi dan paling bergengsi federasi tersebut yakni IRF Professional of the Year 2014 kepada Hermanto Dardak.
Professional of the Year Award adalah anugerah bagi figur terkemuka, profesional di sektor swasta dan pendidikan yang memiliki rekam jejak yang luar biasa berdasarkan kepemimpinan dan komitmen untuk industri transportasi jalan. Selama bertahun-tahun, anugerah tersebut telah mengakui beberapa pemimpin di bidang transportasi yang paling berpengaruh di dunia untuk yang telah dilakukan di bidang advokasi, kebijakan, penelitian dan program pendidikan untuk mendukung jaringan jalan yang lebih baik, lebih aman dan lebih berkelanjutan secara global.
Hermanto Dardak selama kariernya dinilai telah mempelopori program infrastruktur utama yang telah disiapkan Indonesia untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Sejak menjabat sebagai Wakil Menteri PU pada 2010, Hermanto Dardak diketahui telah melakukan upaya percepatan yang bersejarah untuk meningkatkan konektivitas melalui investasi, di mana sebelumnya belum pernah terjadi dalam program jalan raya negara. Komite Nominasi Penghargaan saat itu juga mencatat upaya Hermanto Dardak dalam membangun ikatan antara para pelajar hari ini dengan pemimpin masa depan. Hal tersebut merupakan salah satu tujuan dalam prinsip-prinsip didirikannya IRF.
Kini, ayah kandung dari Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Emil Elistianto Dardak itu telah berpulang untuk berjumpa dengan Sang Khalik. Hermanto Dardak meninggal dunia akibat kecelakaan di ruas tol Pemalang-Batang KM 341+400 arah Jakarta pada Sabtu (20/8) dini hari. Mobil Innova bernomor polisi B 2739 UFZ yang ditumpanginya terlibat kecelakaan dengan truk dengan nomor polisi K 1909 BH. Jenazahnya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Minggu (20/8) pagi.
Banyak yang berduka dan kehilangan atas meninggalnya Hermanto Dardak, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Seperti yang dikatakan oleh Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja. Bagi Kementerian PUPR, kata Endra, Hermanto Dardak merupakan salah satu putera terbaik kementerian yang berkarya sejak 1980. Ia merupakan Widyaiswara Utama. "Kita sangat berduka cita dan berbelasungkawa yang mendalam atas kehilangan Bapak Hermanto Dardak," kata Endra S. Atmawidjaja.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Danis Hidayat Sumadilaga mengenang Hermanto Dardak sebagai sosok yang baik yang selalu ikut serta dan aktif dalam PII sesuai dengan tugas-tugasnya. "Intinya saya sangat kehilangan beliau. Almarhum merupakan orang yang baik," kata Danis. (Ant/OL-14)
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
Kecelakaan ini menambah panjang daftar insiden penerbangan di rute ziarah tersebut.
Kedua pria tersebut terpisah oleh hampir tiga dekade dan ribuan kilometer, namun dipersatukan oleh pengalaman traumatis yang serupa dan posisi tempat duduk yang identik.
Posisi pesawat yang agak terbalik saat tabrakan kemungkinan menyebabkan badan pesawat pecah di bagian dekat tempat duduk Ramesh, yang memberinya celah untuk meloloskan diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved