Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan pemberian subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) subsidi telah memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama ini. Di 2022, anggaran subsidi dan kompensasi energi pun menembus Rp502,4 triliun.
Rencana kenaikan BBM subsidi seperti pertalite pun menguat. Arifin mengatakan, saat ini masih dikaji soal penyesuaian tarif bensin tersebut.
"Saat ini sedang dikaji banyak opsi secara keseluruhan, nanti kita akan pilih yang terbaik, karena subsisdi ini kompensasinya sudah berat sekali, sementara harga minyak masih cukup tinggi,"ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip, Sabtu (20/8).
Arifin berujar BBM bersubsidi menggunakan dana APBN yang terbatas dengan kuota dan harganya yang ditetapkan pemerintah. Hingga Juli 2022 solar subsidi sudah tersalurkan 9.9 juta kilo liter dari kuotanya 14.9 kilo liter. Sementara Pertalite, hingga Juli 2022 sudah tersalurkan 16.8 juta kilo liter, dari kuota 23 juta kilo liter,
Menteri ESDM pun meminta kepada masyarakat yang mampu untuk tidak lagi membeli BBM Bersubsidi yang memang bukan peruntukannya. Hal ini bertujuan agar subsidi BBM tepat sasaran.
Arifin menegaskan pemerintah berkomitmen untuk tetap mengupayakan ketersediaan BBM untuk masyarakat. Saat ini sedang disiapkan beberapa opsi agar BBM bersubsidi sesuai peruntukkan untuk masyarakat berdaya beli menengah ke bawah dapat tepat sasaran.
"BBM bersubsidi seperti pertalite itu hakikatnya untuk membantu masyarakat yang daya belinya itu belum cukup, nah jangan sampai yang sudah cukup tetapi membeli pertalite," pungkas Menteri. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved