Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ini 3 Strategi BI untuk Perluas Ekonomi Hijau di Tanah Air

Despian Nurhidayat
15/7/2022 14:26
Ini 3 Strategi BI untuk Perluas Ekonomi Hijau di Tanah Air
Logo Bank Indonesia terpasang di pagar gedung.(MI/Susanto)

BANK Indonesia (BI) memiliki tiga strategi untuk scaling up ekonomi hijau di Tanah Air. Pertama, sangat penting merumuskan kebijakan agar tercipta transisi yang terjangkau.

"Upaya transisi energi menuju rendah karbon ini harus dipersiapkan, agar tidak menimbulkan disrupsi berlebihan dalam ekonomi. Memang perlu dibuat transisi dan tahapan yang affordable bagi semua pihak," ujar Deputi Gubernur BI Juda Agung, Jumat (15/7).

Kedua, lanjut Juda, perlu komitmen bersama atau komitmen lembaga keuangan untuk mendukung pembiayaan ekonomi hijau. Pihaknya berharap dengan dukungan dari lembaga keuangan, transisi bukan hanya semakin nyata, namun juga menjadi motor penggerak perekonomian.

Baca juga: Neraca Dagang RI pada Juni 2022 Surplus, BPS: Ditopang Minyak Kelapa Sawit

"Ketiga, pentingnya inovasi kebijakan hijau dan sinergi antar otoritas untuk meningkatkan pembiayaan hijau. BI beserta kementerian dan lembaga terkait secara konsisten terus melakukan inovasi kebijakan dan sinergi kebijakan untuk insentif dalam rangka memperluas green financing," imbuhnya.

Menurutnya, BI, Kementerian Keuangan dan OJK tengah mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik dan bangunan hijau. Dalam hal ini, melalui green down payment yang lebih rendah untuk kendaraan listrik dan LTV yang lebih ringan bagi hunian hijau.

"Ini didukung juga kebijakan fiskal melalui relaksasi perpajakan dan dari sisi mikroprudensial OJK melalui penyesuaian ATML," jelas Juda.

Baca juga: Menkeu Sebut Upaya untuk Kurangi Emisi CO2 Sangat Menantang

Bersama Kementerian LHK dan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, BI juga menyusun panduan pengukuran emisi karbon bagi korporasi, yang dapat digunakan dalam menyelaraskan model bisnis untuk transisi menuju ekonomi hijau.

"Ini segera kami tuntaskan, kalkulator karbon untuk mengukur seberapa besar karbon yang dikeluarkan dari aktivitas korporasi. Semakin rendah karbonnya, semakin besar insentif bagi perbankan atau sektor keuangan untuk pembiayaan," paparnya.

Demikian juga dalam Presidensi G20 Indonesia, BI bersama Kemenkeu terus memperjuangkan agar transisi menuju ekonomi hijau lebih adil dan terjangkau dalam rangka menyeimbangkan ekosistem lingkungan dan ekonomi.(OL-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya