PANDEMI covid-19 membuat aktivitas dan perilaku belanja masyarakat berubah, terutama pada sektor e-commerce di Indonesia. Berkembangnya alat transaksi berupa uang digital dan bergesernya tren belanja menjadi daring menjadi salah satu alasan kuat.
Menurut e-Conomy SEA Indonesia 2021, hampir 15 juta orang Indonesia, yang berada di daerah non-perkotaan, menggunakan layanan berbasis internet untuk pertama kalinya pada paruh pertama 2021.
Berdasarkan data internal dari iPrice, ditemukan adanya pergeseran yang sangat cepat dalam pasar e-commerce yang membuat Indonesia menuju “mobile-only country” pertama di Asia Tenggara. Mengapa begitu?
Baca juga: Empat Jurus Terhindar Penipuan Daring
Tidak dapat dipungkiri, dengan perkembangan teknologi digital yang sangat pesat, pasti banyak sektor lain yang ikut mengalami perubahan. Salah satunya terdapat pada sektor e-commerce di Indonesia.
Dalam laporan iPrice 2021/2022, tim iPrice menemukan 94% shoppers menggunakan ponsel pintar untuk mencari produk. Angka itu meningkat 16% dari periode 2016/2017. Hal ini kemungkinan didorong oleh fakta bahwa setengah dari 278 juta penduduk Indonesia berusia di bawah 30 tahun.
MI/HO--Grafis pengunaan perangkat mobile di Asia Tenggara.
Dikutip dari Insider Intelligence, generasi melek digital yang juga mobile-centric ini cenderung sangat terhubung dengan media sosial, berbelanja melalui layar yang kecil, juga menggunakan aplikasi mobile payment dengan antusias.
Terlebih lagi, sebagai salah satu pengguna awal e-wallet di Asia Tenggara, konsumen Indonesia juga lebih percaya diri dalam melakukan pembelian melalui sistem pembayaran mobile.
Proses yang mudah dan dapat dilakukan di manapun dan kapanpun menjadi salah satu alasan kuat mengapa masyarakat lebih memilih untuk belanja daring.
Perubahan mendasar dalam preferensi gaya hidup sehari-hari inilah yang membuat terbentuknya generasi “mobile-only”. (RO/OL-1)