Selasa 24 Mei 2022, 17:16 WIB

Dalam WEF, Bahlil Tuding Investasi Pasar Karbon Dunia tak Adil

Insi Nantika Jelita | Ekonomi
Dalam WEF, Bahlil Tuding Investasi Pasar Karbon Dunia tak Adil

ANTARA
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.

 

MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuding investasi pasar karbon global belum adil diterapkan. Ini disampaikan saat menghadiri sesi panel diskusi World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2022 bertajuk "Unlocking Carbon Markets" di Davos, Swiss, Senin (23/5).

Menurutnya, harga jual beli kredit karbon (carbon credit) yang umumnya berasal dari proyek-proyek hijau yang bersumber dari negara maju diklaim jauh lebih mahal dibandingkan dari negara berkembang.

Baca juga: Mengendalikan Inflasi, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan

"Negara berkembang belum punya cukup kapital untuk melakukan investasi hal ini. Karena itu kita butuh kolaborasi yang baik. Kami ingin melahirkan produk yang hijau, tetapi kita juga ingin suatu kolaborasi yang saling menguntungkan dalam rangka investasi,” ungkap Bahlil dalam rilis resmi, Selasa (24/5). 

Ia menjelaskan bahwa Presiden RI Joko Widodo memiliki komitmen untuk memasuki era zero emission pada 2060 mendatang, yang akan mulai dilakukan secara bertahap. Bahlil pun mengajak para investor untuk datang ke Indonesia berinvestasi dalam bidang energi terbarukan. 

“Saya undang teman-teman yang melakukan investasi ini. Seluruh perizinannya kami urus dengan perhitungan yang win-win. Tidak boleh ada standar ganda menurut saya. Harus fair, harus terbuka,” janji Bahlil.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa salah satu fokus pemerintah Indoenesia saat ini yaitu mewujudkan ekosistem industri hilirisasi, salah satunya pengembangan industri baterai listrik. 

Menteri Investasi menegaskan, hal ini merupakan salah satu bentuk kontribusi pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan membentuk tata kelola lingkungan yang baik. 

Di satu sisi, Bahlil menyebut, pemerintah Indonesia telah melakukan pengelolaan kebun sawit dengan memerhatikan rekomendasi dari global, seperti memberlakukan moratorium penebangan hutan untuk menjadi kebun sawit. 

“Pada saat kita melarang ekspor sawit, dunia berteriak. Kita begitu baru menyetop sedikit ekspor batu bara dunia juga teriak. Jadi saya katakan tak boleh ada standarnya. Seluruh dunia sudah merdeka, tidak bisa lagi ada menyatakan dia lebih hebat dari negara lain," tegas Bahlil. (OL-6)

Baca Juga

Dok.Telkom

Bagi Dividen Rp16,6 T, Telkom Paling Lambat Bayarkan 5 Juli

👤Media Indonesia 🕔Rabu 31 Mei 2023, 07:00 WIB
Investor yang mendapat dividen adalah pemegang saham yang tercatat dalam DaftarPemegang Saham Perseroan pada penutupan perdagangan 13 Juni...
Antara/Yulius Satria Wijaya.

Penerapan Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Tetap Berjalan

👤Media Indonesia 🕔Rabu 31 Mei 2023, 06:54 WIB
Penerapan uji coba transisi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau multi lane free flow (MLFF) dengan teknologi dari Hongaria akan...
Ist

AEON Mall Gelar Topping Off Ceremony di Kota Deltamas

👤Media Indonesia 🕔Rabu 31 Mei 2023, 06:11 WIB
Topping Off Ceremony AEON Mall Deltamas dihadiri langsung oleh Bupati Bekasi Dr. H. Dani Ramdan MT, Sinarmas Land, Sojitz Corporation...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya