Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KETUA Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menilai positif penyesuaian harga BBM non-subsidi, Pertamax. Pasalnya, meski mengalami kenaikan menjadi Rp 12.500 per liter namun sebenarnya Pertamina masih nombok dan menjual di bawah harga keekonomian.
“Di tengah kenaikan harga minyak dunia yang terus melesat, Pertamina memang tidak punya pilihan lain, kecuali menyesuaikan harga Pertamax yang notabene adalah BBM non-subsidi," jelasnya.
"Meski begitu, kami menilai positif. Sebab, penyesuaian harga BBM RON 92 tersebut, masih di bawah harga keekonomian. Dengan harga jual Pertamax sekarang, Pertamina sebenarnya masih nombok Rp3.500 per liter,” kata Sugeng di Jakarta, Sabtu (2/4).
Kondisi demikian, menurut Sugeng, menjadi bukti bahwa Pertamina sangat mempertimbangkan daya beli masyarakat. “Nyatanya, Pertamina rela bahwa kenaikan tersebut pun, sebenarnya masih di bawah harga keekonomian,” lanjutnya.
Baca juga: Pengamat: Kenaikan Harga Pertamax Tak akan Sebabkan inflasi
Selain itu, lanjut Sugeng, sebenarnya Pertamax merupakan BBM yang ditujukan untuk kalangan masyarakat mampu. Itu pun, dengan volume penjualan yang sangat kecil, yakni hanya 14% dari total penjualan BBM Pertamina.
Bandingkan dengan Pertalite, yang ditujukan bagi kalangan menengah ke bawah dengan volume penjualan mencapai 53 persen. Untuk BBM jenis RON 90 tersebut, Pertamina sudah memastikan bahwa tidak terdapat kenaikan harga.
“Dan tak kalah penting, sebagai BBM non subsidi, kenaikan tersebut juga sesuai dengan formula harga dari KESDM dan selanjutnya dapat menjadi floating price,” lanjutnya.
Tidak hanya itu. Menurut Sugeng, harga jual baru Pertamax, ternyata masih sangat kompetitif dibandingkan SPBU swasta. Dengan Shell misalnya, yang menjual Super Shell (RON 92) seharga Rp12.990, harga Pertamax masih jauh lebih murah.
.“Apalagi, penyesuaian harga Pertamax, baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak tahun 2019,” jelas Sugeng.
Sebelumnya, Pertamina memang mengumumkan penyesuaian harga Pertamax, terhitung sejak 01 April 2022 mulai pukul 00.00 waktu setempat. Penyesuaian harga menjadi Rp12.500 per liter, untuk daerah dengan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5%.
Penyesuaian harga tersebut, memang jauh di bawah nilai keekonomiannya.
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter. Bahkan, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter. (RO/OL-09)
PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
Pertamina dinilai telah menerapkan tata kelola yang sangat baik dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) sesuai standar ISO 37001:2016.
Pemerintah Kota Sorong menggelar audiensi bersama PT Pertamina guna membahas berbagai isu strategis terkait distribusi dan pengawasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Pertamina dinilai sangat mendukung Kejaksaan Agung dalam melakukan penegakan hukum. Termasuk penetapan status tersangka dan upaya penangkapan M Riza Chalid.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus mengedepankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam menjalankan operasionalnya.
Untuk wilayah DKI Jakarta, harga BBM Pertamax atau RON 92 menjadi Rp12.500 per liter dari yang sebelumnya Rp12.100 liter.
Untuk memastikan ketersediaan BBM, terutama jenis Pertamax, di Balikpapan, Pertamina Patra Niaga terus melakukan pemantauan.
MENJELANG akhir masa arus balik lebaran 2025 ini Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah mencatat konsumsi Pertamax melonjak signifikan sebanyak 77%.
GUBERNUR Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Samarinda,
SPBU di Sungai Misang, Dusun Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, dikeluhkan pengendara. Pertamax yang diisi ke tangki kendaraan mereka bercampur dengan air.
Bahlil menginstruksikan Pertamina untuk menjaga kepercayaan masyarakat agar pangsa pasar (market share) perusahaan itu tidak mengalami penurunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved