Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Investasi di sektor baterai listrik Indonesia saat ini berada di jalur yang tepat. Hal itu tercermin dari rencana kerja sama antara PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) dan BritishVolt untuk mengembangkan industri baterai listrik di Tanah Air.
Rencana kerja sama tersebut dilakukan dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London pada hari Rabu, 23 Maret 2022. Penandatanganan kerja sama di bidang elektrifikasi kendaraan ini dilakukan oleh Anindya N. Bakrie mewakili VKTR dan CEO BritishVolt Orral Nadjari.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia yang menyaksikan penandatangan tersebut mengungkapkan, pihaknya akan memastikan seluruh perizinan dan kebutuhan insentif dilakukan melalui satu pintu. Hal itu dinilai akan mempermudah proses bisnis yang tengah direncanakan.
"Harapan saya apabila di antara kedua pemerintah sudah menjalankan perannya dengan baik, maka hubungan business-to-business antar pelaku usaha dari kedua negara pun akan berjalan dengan baik, dalam hal ini kami akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi," kata Bahlil dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (25/3).
Bahlil menambahkan, kemitraan strategis antara VKTR dengan BritishVolt menjadi salah satu rencana investasi potensial asal Inggris yang akan dikawal. Sebab sejalan dengan visi besar pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi sumber daya alam.
Penandatanganan itu juga dianggap sebagai wujud dari komitmen Indonesia dalam upaya pencapaian target net-zero emission (nol emisi karbon) pada tahun 2060 yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan COP26 bulan Oktober 2021 di Glasgow yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Hal itu turut selaras dengan salah satu pilar utama Presidensi G20 Indonesia yaitu transisi energi yang ramah lingkungan.
Saat ini investasi baterai listrik di Indonesia berasal dari Korea Selatan, Tiongkok, dan Taiwan. Adapun rencana kerja sama investasi antara VKTR dengan BritishVolt ini merupakan yang pertama dari Eropa dalam konteks pengembangan industri baterai kendaraan listrik sehingga investasi di sektor industri baterai listrik di Indonesia saat ini berada di jalur yang tepat.
"Sebagaimana selalu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa Presidensi G20 Indonesia tidak hanya sekedar menghasilkan narasi atau deklarasi, tetapi momentum ini harus benar-benar dimanfaatkan dengan terobosan dan aksi nyata yang dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi global sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia yaitu Recover Together Recover Stronger. Dari Indonesia dunia akan pulih bersama," terang Bahlil.
BritishVolt merupakan perusahaan Inggris yang memproduksi baterai kendaraan listrik rendah karbon. Sementara itu, VKTR dibentuk sebagai spin-off dari PT Bakrie Autoparts, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk yang berpengalaman lebih dari 40 tahun di sektor industri komponen otomotif. VKTR sendiri berfokus pada penelitian dan pengembangan solusi teknologi digital terkait sektor elektrifikasi industri transportasi.
Anindya mengatakan momentum ini merupakan awal kerja sama antar kedua negara dalam rangka pengembangan industri baterai kendaraan listrik guna percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan.
"Dukungan penuh pemerintah mutlak diperlukan agar rencana investasi ini dapat terealisasi dengan baik dan Indonesia siap menghadapi era elektrifikasi kendaraan di tahun-tahun mendatang," ujar Anindya.
CEO BritishVolt Orral Nadjari dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya ke depan dari kerja sama yang mulai dijalin ini.
"Saya ingin terlibat dan melihat langsung hasil dari kemitraan strategis kami ke depan. Inisiasi yang kami lakukan ini merupakan suatu upaya bersama dalam rangka transisi berkelanjutan menuju net-zero. Saya juga berharap Indonesia dapat memainkan peran pentingnya dalam percepatan transformasi energi global, salah satunya melalui kerja sama yang telah ditandatangani hari ini," ujar Orral.
Turut hadir dalam penandatangan tersebut yakni Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, Anggota Parlemen Inggris Lord Aamer Safraz dan Richard Graham serta Presiden Confederation of British Industries Lord Karan Bilimoria. (OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved