Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ekonomi Indonesia Kini Lebih Baik daripada sebelum Pandemi

M Ilham Ramadhan Avisena
17/2/2022 14:49
Ekonomi Indonesia Kini Lebih Baik daripada sebelum Pandemi
Kapal melintas di samping bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/2/2022).(Antara/Fakhri Hermansyah.)

KONDISI perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain. Hal itu ditandai dengan kinerja perekonomian yang terbilang mumpuni di tengah gempuran pandemi covid-19.

"Sekarang ekonomi kita sudah berada di atas level prapandemi, 1,6% di atas level PDB 2019. Itu istimewa karena banyak negara mayoritas belum sampai ke level PDB 2019, Malaysia belum, masih 96%, Thailand belum, Filipina belum, Meksiko belum. Banyak negara mayoritas belum mencapai level prapandeminya," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu dalam side event G20 Seminar on Strategic Issues in G20: Exit Strategy & Scarring Effect, Kamis (17/2).

Perekonomian Indonesia yang disebut mumpuni itu terekam dari data pertumbuhan tahunan. Pada 2020 ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif 2,07% dan melesat ke zona positif di 2021 ke angka 3,56%. Febrio menyampaikan, sejatinya angka itu masih bisa lebih tinggi bila tak ada varian delta.

Mulanya, ekonomi Indonesia diperkirakan bakal tumbuh di kisaran 5% pada 2021. Namun karena varian delta merangsek pada triwulan III, laju perekonomian nasional menjadi tersendat dan mengganggu pemulihan.

Scarring effect dari pandemi juga tak semata dirasakan pada sisi perekonomian, tetapi juga pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Febrio merujuk laporan Bank Dunia yang menyebutkan bahwa pandemi turut menghasilkan hilangnya kesempatan belajar (learning loss) bagi para pelajar. "Ini salah satu contoh nyata dari scaring effect dari potensi kita sebagai manusia dan perekonomian," kata dia.

Baca juga: Kementerian PU-Pera Bangun 35 Bendungan pada 2022

Penurunan kualitas SDM tersebut, imbuh Febrio, akan berdampak pula pada kualitas tenaga kerja suatu negara. Bila kualitas tenaga kerja rendah, ada kemunduran pada sisi pendapatan masyarakat yang akhirnya bisa merambat pada tingkat kemiskinan. Untuk itu pemerintah sedang berupaya untuk mengejar dan membalikkan ketertinggalan yang disebabkan oleh pandemi. Salah satunya melalui program penanganan kemiskinan ekstrem.

"Ini yang kami harapkan di 2022 kami mulai kejar walaupun perekonomian kita sudah pasti tumbuh lebih bagus dari pada 2021. Tapi kami ingin pertumbuhan ekonomi berkualitas, pengangguran turun lebih jauh, kemiskinan turun lebih jauh lagi. Ini yang kami komunikasikan secara leadership ke negara-negara lain," pungkas Febrio. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya