Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

BEI Dukung Pasar Modal Tumbuh pada 2022

M. Ilham Ramadhan Avisena
14/2/2022 13:29
BEI Dukung Pasar Modal Tumbuh pada 2022
Refleksi layar yang menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (7/1).(Antara)

DIREKTUR Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengungkapkan, BEI memiliki beberapa program untuk mendukung pasar modal Indonesia yang semakin bertumbuh positif seiring dengan penguatan ekonomi nasional di 2022.

"Beberapa hal yang kami targetkan pada tahun 2022 di antaranya, pertama, asumsi Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) sebesar Rp13,5 triliun," ujar Laksono melalui keterangannya, Senin (14/2).

Dia melanjutkan, BEI juga memproyeksikan jumlah pencatatan efek baru sebanyak 68 efek baru. Kemudian, dari sisi investor, Laksono berharap ada jumlah penambahan investor baru sebanyak 30% dari 2021.

Di samping itu, sesuai Master Plan 2021-2025, tema pengembangan BEI tahun 2022 adalah “Memperluas produk dan partisipan, meningkatkan layanan non-cash equities.” Sehingga, ada beberapa inovasi BEI yang dampaknya akan nyata terlihat ke pasar.

"Seperti perlindungan investor yang kontinu, yaitu implementasi papan pemantauan khusus, sebagai lanjutan dari penerapan daftar efek dalam pemantauan khusus yang sebelumnya telah berlaku sejak Juli 2021, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor II-S tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dalam Pemantauan Khusus," jelas Laksono.

Laksono menambahkan, BEI juga akan melakukan peningkatan pencatatan efek, melalui enhancement e-registration dan e-IPO sesuai masukan pelaku pasar dan mempermudah penggunaan sistem tersebut kepada publik, serta peningkatan disclosure, melalui enhancement IDXNet dan XBRL.

Selain itu, inisiatif bursa yang mendukung penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG) pada tahun ini yaitu pengembangan perdagangan karbon dan skoring ESG atas perusahaan tercatat di BEI yang bekerjasama dengan sustainalytics.

"Kemudian, peningkatan perdagangan EBUS (Efek Bersifat Utang dan Sukuk) melalui enhancement fitur SPPA (Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif) sesuai masukan Pengguna Jasa SPPA, serta peluncuran produk baru, di antaranya adalah waran terstruktur dan indeks-indeks baru," pungkas Laksono. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya