Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERAN UMKM, termasuk usaha ultra mikro, mencapai 64,2 juta dengan kontribusi sebesar 61,07 persen terhadap PDB Indonesia. Selain itu, UMKM mampu menyerap 97 persen total tenaga kerja dan sekitar 60 persen dari total investasi di Indonesia.
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebagai salah satu lembaga yang mendukung perkembangan usaha ultra mikro di Indonesia, ikut membantu menggerakkan ekonomi di sektor mikro dan ultra mikro agar bisa meningkat dan berkembang, antara lain melalui “Gebyar UMKM” di Bali, melibatkan 12 pelaku UMKM penerima pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Baca juga: PLN: Efektivitas Pengiriman Pasokan Batu Bara Naik
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi antar unit Kemenkeu agar pelaku usaha bisa tumbuh dan bisa ekspor.
Menkeu juga berharap agar covid-19 teratasi dan ekonomi akan pulih lagi, sehingga pangsa pasar UMKM akan berkembang, khususnya di Bali yang ekonominya paling terdampak pandemi, karena peran pariwisata yang sangat dominan.
Pandemi covid-19 memberi pelajaran, agar Bali mulai diversifikasi pasar, jangan hanya tergantung pariwisata. Misal industri atau pertanian. Permintaan pasar dunia saat ini untuk produk pertanian organik sangat tinggi.
"Bali memiliki potensi besar dengan adanya sistem subak, dan potensi lahan untuk pertanian organik, sebagai potensi diversifikasi. Dengan berbagai upaya tersebut, UMKM tidak hanya bisa bertahan pada situasi pandemi namun bahkan bisa bangkit kembali," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, melalui rilis yang diterima, Minggu (16/1).
Sementara itu, Ririn Kadariyah sebagai Direktur Utama PIP menyampaikan bahwa kegiatan yang merupakan salah satu upaya promosi produk UMKM ini, diharapkan menjadi salah satu kontribusi nyata PIP dalam membantu pemulihan ekonomi, khususnya di provinsi Bali yang masih merasakan dampak pandemi Covid-19.
Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang mengenal produk UMKM, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan omzet usaha pelaku UMKM. Selain itu, dengan mempertemukan para pelaku UMKM dari berbagai segmen dan dengan beragam produk, diharapkan akan terbuka peluang baru dalam bentuk rantai pasok antar pelaku UMKM, dan lebih jauh bisa menembus pasar ekspor.
"Pusat Investasi Pemerintah akan terus menyediakan layanan pinjaman yang mudah dan cepat bagi pelaku usaha ultra mikro, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia. Kami juga telah dan akan secara kontinyu memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha ultra mikro, agar bisa meningkatkan kualitas produk dan kapasitas usaha, melengkapi perizinan produk, menyusun pembukuan usaha, pemasaran produk secara online dan lain-lain," kata Ririn.
Upaya-upaya tersebut diharapkan akan meningkatkan kesempatan pelaku usaha ultra mikro agar bisa “naik kelas”, dalam artian meningkat kesejahteraan keluarga, dan membuka kesempatan kerja bagi anggota keluarga atau komunitas sekitarnya. Hal ini sejalan dengan misi PIP untuk menjadi koordinator pendanaan pembiayaan ultra mikro yang profesional dan kredibel.
Sampai dengan akhir tahun 2021, Pusat Investasi Pemerintah telah menyalurkan Rp18,07 triliun pinjaman ultra mikro (UMi) kepada lebih dari 5,39 juta orang debitur, yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Pada tahun 2022, Pusat Investasi Pemerintah menargetkan penyaluran pembiayaan UMi akan menjangkau 2 juta orang pelaku usaha ultra mikro.
Khusus provinsi Bali, penyaluran UMi dilakukan PIP melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, Koperasi Krama Bali dan Koperasi UGT Nusantara, telah menjangkau 15.899 orang dengan nilai mencapai Rp65,59 miliar. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved