Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DATA Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase perempuan yang bekerja di sektor informal, khususnya usaha kecil, mikro, dan ultramikro, sudah melebihi 50%. Ini berarti perempuan memiliki peran signifikan dalam perekonomian dan sektor ketenagakerjaan.
Gramindo Berkah Mandiri, koperasi yang mengusung nama Gayatri (www.gayatrimicrofinance.com), dan beroperasi di Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, membuat gebrakan. Koperasi yang berfokus pada pembiayaan usaha ultramikro perempuan ini sudah mendistribusikan dana investasi lebih dari Rp200 miliar dalam tiga tahun usianya (berdiri pada 21 April 2018).
Hal yang lebih mencengangkan lagi, angka kredit macet selama perjalanan itu 0%. Pertumbuhan pesat ini tentu saja tak luput dari pantauan para pelaku pasar modal. Beberapa investor besar seperti Reliance Finance, Investree, dan beberapa bank perkreditan rakyat telah menggandeng Gayatri untuk bersama-sama menyalurkan dana investasi untuk usaha ultramikro yang jumlahnya tidak bisa dipandang enteng.
Ada triliunan rupiah dana segar yang masih menganggur di pojok-pojok pasar modal, menunggu untuk didistribusikan ke masyarakat. Masalahnya, pasar modal menggunakan sistem sekuritas dan teknologi untuk menjamin keamanan dana yang juga dimiliki masyarakat pemodal ini. Akses ke teknologi dan informasi ini nyaris tak dimiliki sebagian besar pengusaha kecil, meskipun perangkat digitalnya sendiri sudah jadi bagian keseharian mereka.
Di sinilah Gayatri mengambil peran. Setiap haria ratusan relationship officer bergerak menemui nasabah dan calon-calon nasabah di pelosok kampung. Bukan sekadar menawarkan solusi finansial, jajaran officer ini juga mengusung tanggung jawab yang lebih besar berupa pendampingan nasabah. Ini mulai dari membimbing mereka untuk melek digital hingga advokasi untuk pengembangan usaha.
Tak main-main, Gayatri pun menyiapkan ekosistem digital bagi nasabahnya dengan e-money Linkaja, digital signature privyid, sistem pembukuan digital wargakoo, dan digital supply chain. Menjadi nasabah Gayatri, berarti masuk ke dalam ekosistem digital ini.
"Kita buat para nasabah ini aktif di jaringan antarnasabah di ekosistem. Dengan begitu, mereka bisa saling membantu," kata Andi Sasongko, co-founder sekaligus COO Gayatri Microfinance, dalam keterangan resmi, Senin (27/12). "Ini bumbu pecel saya kurang laku. Tolong dong bantu sebarin," tambahnya. Kita semua bisa ikut mendukung gerakan ini dengan ikut berinvestasi. Kunjungi website dan media sosial Gayatri untuk informasi lebih dalam mengenai hal ini. (OL-14)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved