Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Baru Dapat Satu, Kayan Hydro Nantikan Empat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Bangun Bendungan PLTA Kayan

Mediandonesia.com
23/12/2021 19:04
Baru Dapat Satu, Kayan Hydro Nantikan  Empat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Bangun Bendungan PLTA Kayan
Direktur Operasional KHE Khaerony (kiri) dan Direktur Utama KHE Andrew Suryali saat memberikan penjelasan progres PLTA Kayan Cascade.(MI/Fetry Wuryasti)

PT Kayan Hydro Energy (KHE) baru saja pekan lalu menerima perizinan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Bendungan 1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade, dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Izin ini terbit setelah penantian selama dua tahun sejak 2019, pasca peralihan kewenangan penandatanganan perizinan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada BKPM.

Direktur Operasional PT KHE Khaerony mengatakan pihaknya masih membutuhkan terbitnya surat izin untuk Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) pada empat bendungan lainnya, yang diajukan bersamaan, namun tidak kunjung terbit.

Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) diperlukan, sebab dalam pembangunan 5 bendungan PLTA, semuanya berdiri di kawasan hutan. Khusus bendungan 1, bagian badan bendungna berada di dalam kawasan hutan lindung.

"Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Bendungan 1 baru saja keluar minggu lalu dari BKPM. Sementara untuk bendungan lainnya masih tertahan. Kami telah menunggu hampir dua tahun lamanya. Seharusnya izin untuk bendungan lainnya juga sudah keluar karena semua persyaratan dan kewajiban sudah kita penuhi dan telah lengkap berdasarkan audit KLHK," jelas Khaerony, Rabu (22/12).

Untuk diketahui, KHE merupakan perusahaan swasta nasional yang menjadi inisiator pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade sejak tahun 2011, yang terdiri atas lima bendungan di Sungai Kayan, Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

KHE telah melakukan pembebasan lahan dan pekerjaan pembuatan infrastruktur dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA dan gudang bahan peledak untuk bendungan dan konstruksi jalan.

Sejak tahun 2011, KHE telah melakukan berbagai kegiatan baik di lapangan maupun di pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan terutama proses perizinan dan rekomendasi untuk pembangunan bendungan PLTA.

Tahun 2021 KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade. Total nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai US$ 17,6 miliar untuk lima bendungan.

Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi bendungan 1 mulai dikerjakan pada 2022, pararel dengan bendungan selanjutnya setiap satu sampai dua tahun.

Direncanakan bendungan 1 PLTA Kayan selesai tahun 2025 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2026, juga pararel COD setiap dua tahun berikutnya pada bendungan selanjutnya. Sehingga total membutuhkan 10 tahun hingga lima bendungan tersebut beroperasi.

"Untuk perizinan yang belum terbit tadi, (harapannya)  bisa terbit sesegera mungkin," kata Khaerony.

Energi hijau yang dihasilkan dari 5 bendungan ini akan sekitar 9.000 MW, dan dialirkan ke Kawasan Industri Hijau dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning-Mangkupadi. PT KHE bekerja sama dengan PT Pelabuhan Internasional Indonesia (PT PII) dan PT Indonesia Strategis Industri (PT ISI) sebagai pengelola yang sudah mendapatkan izin usaha kawasan industri, dimna PT ISI sebagai salah satu pengelola Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Hijau Tanah Kuning.

Setelah semua persiapan selesai, PT ISI akan secepatnya melakukan acara groundbreaking. Hingga saat ini PT ISI sudah melakukan pembebasan lahan lebih dari 2.000 hektar dan akan dilanjutkan hingga mencapai 4.846 hektar sesuai dengan izin yang diperoleh dari pemerintah pusat dan daerah.

"Ini alasan kenapa izin lima bendungan harus segera kami dapatkan, agar nantinya sumber daya listrik yang besar dari PLTA ini dapat terintegrasi menjadi sumber listrik utama Kawasan Industri. Sebab pembangunannya juga berjalan pararel dengan kawasan industri. Bila baru bendungan 1 yang beroperasi, pasokan listriknya tidak sejalan dengan yang direncanakan,” kata Khaerony.

Sebab bila hanya bendungan 1, maka kapasitas listrik yang bisa dialirkan ke kawasan industri hanya 900 MW. Berlanjut bendungan dengan 1.200 MW, lalu bendungan 3 dan 4 masing-masing sebesar 1.800, dan bendungan 5 sebesar 3.300 MW.

Selain itu, PT ISI telah melakukan MOU dengan berbagai tenant yang akan masuk di dalam kawasan industri hijau PT ISI, antara lain PT Nickel Industri Indonesia, PT Prime Steel Indonesia, PT General Battery Indonesia, PT First Hydrogenics Indonesia, PT Green Ammonia Indonesia, PT Indonesia Emobil Industri dan Joint Venture Co. yang diinvestasikan oleh Shandong Xinhai Technology Co. ltd.

"Tenant-tenant tersebut juga sudah mendapat izin usaha industri oleh Kementerian Perindustrian. Selain itu ada beberapa tenant lain yang akan bergabung di kawasan industri yang dikelola PT ISI," jelas Khaerony. (Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik