Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MENCINTAI produk dalam negeri khususnya yang berkaitan dengan komoditas pangan hasil petani dalam negeri penting untuk dilakukan. Demikian disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi.
"Dengan mencintai produk dalam negeri kita akan survive, kendati di situasi seperti sekarang," kata Dedi saat memberikan arahan pada acara koordinasi monitoring evaluasi percepatan realisasi kegiatan program pinjaman/hibah luar negeri (PHLN) dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Baca juga: Perusahaan Teknologi di Digital Hub BSD City Masuk BEI
Menurut Dedi, sejumlah produsen komoditas pangan dalam beberapa tahun mendatang tak akan terlalu gencar mengekspor pangan karena efek pandemi dan perubahan iklim. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian memperkuat basis pangan nasional mulai dari tingkat daerah, provinsi, hingga pusat.
Ia menambahkan, pelaksanaan program pinjaman/hibah luar negeri harus sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian, program, dan kegiatan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. Sejumlah kegiatan yang masa proyeknya akan berakhir wajib dikebut pelaksanaannya.
Misalnya saja Participatory Development Management of Irrigation Project (IPDMIP) dan Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI).
"Khusus IPDMIP dan READSI yang akan berakhir masa proyeknya, harus segera dipercepat dan ditetapkan upaya strategis sebelum closing date, serta ukur kebermanfaatan dari pelaksanaan proyek masing masing," pungkas Dedi.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Siti Munifah menambahkan, monitoring evaluasi percepatan realisasi kegiatan program pinjaman/hibah luar negeri mencakup banyak hal mulai dari segi perencanaan hingga pelaksanaan program.
"Program pinjaman/hibah luar negeri ini melibatkan banyak unsur sehingga harus betul-betul dioptimalkan," ujarnya Senin (6/12/2021) kemarin.
Menurut dia, ada empat proyek yang tengah dijalankan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Selain IPDMIP dan READSI, ada pula YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services) serta SIMURP (Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project).
Ia pun mendorong seluruh pihak yang terlibat pada program tersebut benar-benar mengoptimalkan anggaran yang telah dikucurkan. "Empat kegiatan tersebut di atas sangat strategis dalam rangka mendorong pembangunan pertanian yang berkelanjutan," imbuh Siti.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bulan Desember merupakan akumulasi dari tahapan pelaksanaan program dan kegiatan dan bulan momentum yang harus diolah dengan baik. Tujuannya ialah untuk mencapai the right track on the right way.
"Setiap Eselon I harus melakukan evaluasi internal dengan menggunakan konsep subyek, obyek, metode, dan capaian/output/outcome dan menyelesaikan matriks feed back untuk pelaksanaan Tahun 2022," tegas Syahrul. (RO/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved