Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGAMAT Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, kebakaran berulang yang terjadi di kilang Pertamina mengindikasikan perseroan abai pada sisi pengamanan. Terlebih kebakaran itu tak hanya merusak tangki penyimpanan minyak, tapi juga mengancam keselamatan warga sekitar.
"Kebakaran kilang dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang," kata Fahmy melalui keterangan tertulis, Minggu (14/11).
Baca juga: Kemnaker Bahas Proses Penetapan Upah Minimum Tahun 2022
Mestinya, kata dia, sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar internasional. Namun, faktanya kebakaran kilang justru terjadi berulang.
Fahmy bilang, kebakaran beruntun Kilang Cilacap semakin menguatkan indikasi ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu. Menurutnya itu dilakukan untuk tujuan peningkatan volume impor pascakebakaran, yang menjadi lahan pemburuan rente
"Sudah pasti kebakaran, yang akan memperbesar biaya impor BBM, akan memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2021," tuturnya.
Pertamina, lanjut Fahmy, harus punya komitmen tinggi dan tidak abai dalam mengamankan seluruh aset penting, utamanya kilang dan tangki minyak. Karenanya, Pertamina harus menerapkan sistem keamanan kilang minyak secara berlapis, sesuai dengan standar Internasional.
"Sistem pengamanan tersebut harus diaudit secara berkala oleh Kementerian ESDM dan lembaga independen," pungkas Fahmy.
Diketahui pada Sabtu (13/11) tangki 36 T-102 di Kilang Cilacap terbakar. Api sempat dipadamkan pukul 23.05 WIB pada hari yang sama. Namun api kembali berkobar dan baru berhasil dipadamkan total pada Minggu (14/11) pukul 9.15 WIB. (OL-6)
JAM-Pidsus Kejaksaan Agung menyita sejumlah aset milik PT Orbit Terminal Merak (OTM), termasuk kilang minyak, dalam kaitannya dengan dugaan korupsi tata kelola minyak mentah
JAM-Pidsus Kejaksaan Agung menyita sejumlah aset milik PT Orbit Terminal Merak yang nantinya bakal disita untuk negara terkait dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang
Belanja modal dari AS yang direncanakan oleh Bahlil berdampingan dengan rencana pemerintah untuk mengimpor minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), dan LPG dari Amerika Serikat.
KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menyita uang tunai senilai Rp900 juta dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina periode 2018-2023.
Kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai kini mampu mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam.
Sejumlah proyek kilang ramah lingkungan sedang berjalan, termasuk pengembangan kilang Cilacap Tahap 2 yang diproyeksikan rampung pada 2027.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved