Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
EKONOM dan Menteri Keuangan RI 2013-2014 Chatib Basri khawatir setelah terjadinya pandemi ini akan muncul fenomena meninkatnya ketimpangan. Hal itu terjadi mengingat dampak pandemi pada masyarakat tergantung dari kelas ekonomi.
Pandemi diniali tidak berdampak besar bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas karena kelompok tersebut memiliki tabungan dan pendapatan yang cukup.
Baca juga: Tahun Depan, Penumpang Gojek Bisa Langsung Pesan Tiket Kereta Api
"Kebijakan untuk work from home (WFH) itu bias kepada kelas menengah atas karena mereka punya tabungan dan bisa tinggal di rumah karena punya tabungan" kata Chatib dalam webinar Tren Masa Depan Dunia Kerja dan K3 Usai Pandemi dari Katadata X ILO, Rabu (10/11).
Sementara masyarakat dengan ekonomi ke bawah akan terus bekerja apa pun sehingga larinya ke arah sektor informal. Jadi jika dipaksa tinggal di rumah maka akan sulit bertahan.
Hal itu juga yang menjelaskan bahwa pembatasan sosial di berbagai negara seperti India dan Amerika Latin yang memiliki persoalan di social security tidak pernah bisa efektif karena orang tidak mungkin tinggal di rumah terus menerus.
"Sehingga ada kelompok yang tidak mengalami dampak yang signifikan dari pandemi ini. Ada kelompok yang terpukul itu adalah kelompok rentan informal itu terpukul 30% drop income. Kemudian wiraswasta yang gajinya tidak tetap itu terpukul tetapi mereka yang bergaji tetap more or less aman asal dia tidak kehilangan pekerjaan," ujarnya.
"Bahwa dampaknya itu berbeda di tiap kelompok inilah yang kemudian menjadi kekhawatiran karena pasca pandemi akan dilihat adalah meningkatnya ketimpangan," pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved