Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Berantas Fintech Ilegal dengan Keamanan Data Pribadi

Gana Buana 
07/11/2021 17:15
Berantas Fintech Ilegal dengan Keamanan Data Pribadi
Ilustrasi(Dok. Medcom.id )

KOMITMEN pemerintah untuk memberantas pelaku industri financial technologi (fintech) ilegal terus dilakukan. Salah satunya adalah upaya meningkatkan edukasi bagi masyarakat untuk mengenali Fintech Peer to Peer Lending (P2PL) yang aman dan mencegah penyalahgunaan data pribadi. 

Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) menyampaikan, penggunaan layanan identitas digital yang aman seperti tanda tangan elektronik (TTE) yang tersertifikasi diyakini sebagai solusi yang dapat meminimalisasi peluang penyalahgunaan data pribadi karena mampu melakukan verifikasi data pengguna secara aman. Dalam jangka panjang, identitas digital yang aman dapat meningkatkan rasa aman dan kepercayaan masyarakat terhadap fintech dan optimisme terhadap ekonomi digital nasional. 

Baca juga: Blok Rokan Sumbang Rp2,1 Triliun ke Negara dalam Dua Bulan

“Praktek penyalahgunaan data pribadi konsumen oleh fintech ilegal menjadi sumber berbagai masalah identity fraud, mulai dari kerugian materiil hingga berkurangnya rasa percaya masyarakat terhadap layanan keuangan digital yang legal. Disinilah layanan identitas digital yang aman memainkan peran kunci untuk mengembalikan dan bahkan memperkuat kepercayaan masyarakat,” ungkap Ardi dalam webinar ‘Peran Identitas Digital yang Aman dalam Meningkatkan Kepercayaan pada Fintech’ Kamis (4/11) kemarin.

Menurur Ardi, perusahaan fintech dapat memanfaatkan layanan TTE tersertifikasi, proses e-KYC  (Know Your Customer) atau verifikasi data terhadap penggunanya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sistem verifikasi biometrik berdasarkan data kependudukan dan deteksi kehidupan (liveness detection). 

“Ini dapat diperkuat dengan penerbitan sertifikat elektronik sebagai bukti dari identitas digital terverifikasi yang sah dan dapat digunakan untuk melakukan tanda tangan elektronik,” kata dia.

Seperti yang diketahui, belum lama ini Satuan Tugas Waspada Investasi menemukan 151 fintech peer to peer lending dan empat entitas (kegiatan usaha) yang diduga melakukan kegiatan usaha tanpa izin dari otoritas yang berwenang. Dengan temuan ini Kemkominfo menyatakan bahwa sejak 2018 sampai dengan Agustus 2021, Satgas Waspada Investasi sudah menutup sebanyak 3.515 fintech lending ilegal.

Chief Information Officer (CIO) Investree dan Deputy Secretary General Asosiasi FinTech Indonesia Dickie Widjaja mengatakan, perilaku tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh fintech ilegal berdampak pada menurunnya rasa percaya masyarakat terhadap fintech. Padahal, fintech membawa potensi yang sangat besar baik bagi penggunanya maupun untuk pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. 

“Di sinilah pentingnya layanan identitas digital berperan kuat dalam membangun rasa percaya masyarakat,” kata dia.

Keamanan digital merupakan investasi jangka panjang karena mampu memberikan akuntabilitas dan kredibilitas kepada fintech, dan dalam skala yang lebih besar ikut meningkatkan keyakinan, rasa percaya, serta optimisme masyarakat terhadap layanan keuangan digital.

Literasi Keuangan Digital

Guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap industri fintech ilegal terutama di sektor investasi, Bursa Efek Indonesia menggandeng ekosistem keuangan digital GoPay, uang elektronik terkemuka dari GoTo Financial dan Tokopedia serta Gojek memberikan edukasi keuangan sekaligus pengelolaan aset yang lebih baik serta cerdas untuk meningkatkan literasi keuangan. Edukasi yang merupakan bagian dari perluasan program FinanSiap ini menyasar masyarakat kelompok usia muda yang sekarang menjadi kelompok investor retail.

Program FinanSiap terdiri dari rangkaian konten edukasi yang dikemas secara ramah sehingga dapat mudah dipahami oleh masyarakat umum dan investor pemula, dalam bentuk website, artikel, video, webinar, infografis, serta podcast.

Chief Marketing Officer GoPay, Fibriyani Elastria menjelaskan, GoPay terus memperluas fungsi dan penggunaannya untuk membantu pengguna mengatur keuangan untuk mencapai tujuan finansial di masa depan. Melalui program edukasi FinanSiap yang telah dimulai sejak Juli lalu, pihaknya telah menjangkau 56 ribu penonton melalui diskusi virtual yang dengan para pakar keuangan dan investasi. 

“Melihat antusiasme anak muda yang sangat tinggi, kali ini, kami memperluas cakupan materi edukasi FinanSiap termasuk tentang investasi saham di pasar modal,” kata dia.

Materi edukasi ini juga akan diperluas kepada para pengguna dan mitra usaha (merchant) GoPay, Gojek, Tokopedia. “Harapannya bersama BEI kami dapat mengedukasi calon investor pasar modal agar dapat berinvestasi sesuai dengan profil risiko masing-masing,” tandas dia. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya