Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Ekonomi Indonesia Diperkirakan Tumbuh 3,48% di Triwulan III

M. Ilham Ramadhan Avisena
03/11/2021 15:59
Ekonomi Indonesia Diperkirakan Tumbuh 3,48% di Triwulan III
Warga bersiap menyeberang Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta, Kamis (17/12/2020).(ANTARA)

EKONOM dari Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh di angka 3,48% (year on year/yoy) pada triwulan III 2021. Pertumbuhan itu melambat dari triwulan II yang tercatat 7,07% (yoy).

"Pendorong utama perekonomian triwulan III 2021 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi dan net ekspor," kata dia kepada pewarta melalui siaran tertulis, Rabu (3/11). 

Baca juga: YAC Ajak Petani Muda Tingkatkan Komoditas Pertanian Bernilai Tambah

"Sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat pada awal triwulan IV 2021 dan didukung juga oleh kebijakan penurunan PPKM level oleh pemerintah di berbagai daerah, maka pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2021 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan III 2021. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi full year 2021 masih berada di kisaran 3,4-3,8%," sambungnya. 

Dia menambahkan, pelambatan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2021 disebabkan menurunnya tingkat konsumsi rumah tangga. Josua memperkirakan tingkat konsumsi rumah tangga akan tumbuh 3,44% (yoy), lebih rendah dari triwulan II 2021 di angka 5,93% (yoy).

"Pelambatan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh penurunan mobilitas masyarkat sepanjang triwulan III dibandingkan dengan triwulan II, mengingat pemerintah memberlakukan PPKM Darurat yang dilanjutkan PPKM Level III dan IV," ujarnya.

Josua bilang, konsumsi pemerintah juga diprediksi akan menurun dari triwulan sebelumnya. Menurut dia, konsumsi pemerintah akan tumbuh -2,72% (yoy). Penurunan itu dinilai berangkat dari realisasi konsumsi pemerintah pada Juli hingga September yang tercatat -17,5% (yoy), turun drastis dari triwulan II 2021 yang tercatat tumbuh 5% (yoy).

Menurutnya, laju pertumbuhan belanja barang, belanja modal dan belanja pegawai cenderung melambat dari laju pertumbuhannya pada triwulan sebelumnya. Hanya belanja pembayaran bunga utang yang tercatat meningkat pada triwulan III-2021.

Sementara itu, Josua memprediksi net expor akan tumbuh solid sejalan dengan laju pertumbuhan ekspor non-migas yang meningkat ditopang oleh tren kenaikan harga komoditas global.

Sedangkan dari sisi investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) diperkirakan tumbuh di kisaran 5,6% (yoy) pada triwulan III 2021. Pertumbuhan itu melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat 7,54% (yoy).

"Perlambatan ini dapat terindikasi pertumbuhan konsumsi semen yang tercatat 3,3% (yoy) pada Juli hingga September 2021, dari triwulan sebelumnya sebesar 12,2% (yoy)," terangnya.

Kendati demikian, imbuh Josua, investasi non-bangunan cenderung meningkat terindikasi dari penjualan alat berat pada triwulan III 2021 yang tercatat 179% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tercatat 107,3% (yoy).

Sedangkan dari konsumsi barang tahan lama/durable goods, pertumbuhan penjualan mobil ritel tercatat naik sekitar 82% (yoy) dari kuartal sebelumnya yang tercatat 194% (yoy). Penjualan motor sepanjang triwulan II 2021 juga mengalami pertumbuhan signifikan yakni 32% (yoy) dari kuartal sebelumnya 269% (yoy).

Josua mengungkapkan, impor barang konsumsi sepanjang triwulan III tahun 2021 tercatat tumbuh positif sebesar 54,7% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 31,5% (yoy). (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya