Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
HARGA Emas kembali melemah pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB (19/10), mencatat kerugian hari kedua berturut-turut. Hal ini disebabkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengurangi daya tariknya, meskipun sentimen penghindaran risiko di pasar keuangan yang lebih luas membatasi kerugian untuk logam.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New
York Exchange, jatuh 2,6 dolar AS atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada
1.765,70 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (15/10/2021), emas
berjangka juga anjlok 29,6 dolar AS atau 1,65 persen menjadi 1.768,30 dolar
AS.
Emas berjangka terdongkrak 3,2 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.797,90
dolar AS pada Kamis (14/10/2021), setelah melonjak 35,4 dolar AS atau 2,01
persen menjadi 1.794,70 dolar AS pada Rabu (13/10/2021), dan menguat 3,6
dolar AS atau 0,21 persen menjadi 1.759,30 dolar AS pada Selasa (12/10/2021).
"Jika imbal hasil terus meningkat, hambatan akan tetap signifikan untuk emas," kata analis OANDA, Craig Erlam.
"Kecuali pasar mulai mempertimbangkan berita buruk bagi ekonomi dan pasar saham, yang mungkin menjadi langkah rasional berikutnya jika pembuat kebijakan bersikeras untuk melakukan pengetatan bahkan ketika pemulihan tetap lamban dan risiko penurunan signifikan."
Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah karena pertumbuhan
ekonomi di China melambat, sementara lonjakan harga minyak yang tak henti-hentinya memicu kekhawatiran tentang peningkatan inflasi.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang jadi acuan naik karena investor meningkatkan taruhan kenaikan suku bunga, sementara indeks dolar
tetap stabil.
Sementara emas dipandang sebagai lindung nilai inflasi, emas juga bersaing dengan greenback untuk status safe-haven. Pengurangan stimulus bank sentral dan prospek kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, membebani emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor semakin memperkirakan Federal Reserve AS untuk mulai mengurangi
pembelian aset setelah data menunjukkan peningkatan yang solid dalam
harga-harga konsumen AS bulan lalu.
"Jika The Fed mempercepat agenda pengetatan kebijakannya, memperkuat
dolar di sepanjang jalan, itu akan melemahkan emas," kata Han Tan,
kepala analis pasar di Exinity.
Namun laporan Federal Reserve pada Senin (18/10/2021) bahwa produksi
industri AS turun 1,3 persen pada September, jauh lebih besar dari yang
diharapkan karena efek Badai Ida yang masih ada terus menghambat aktivitas,
memberikan beberapa dukungan pada emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 8,5 sen atau
0,36 persen, menjadi ditutup pada 23,264 dolar AS per ounce. Platinum untuk
pengiriman Januari turun 21 dolar AS atau 1,98 persen, menjadi ditutup pada
1.037,90 dolar AS per ounce. (Ant/OL-13)
Baca Juga:Demokrat Kritik Proyek Kereta Cepat Gunakan APBN
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 13 poin atau 0,08% menjadi Rp16.303 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 17 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 34 poin atau 0,21% menjadi Rp16.299 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.265 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 16 Juni 2025, melemah 4 poin atau 0,02% menjadi Rp16.308 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.304 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 11 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 3 poin atau 0,02% menjadi Rp16.272 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.275 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 10 Juni 2026, ditutup menguat 16 poin atau 0,10% menjadi Rp16.275 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.291 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved