PENYALURAN dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini yang ditetapkan pemerintah sebesar 157.500 unit tercatat telah melampaui target sebanyak 158.359 unit senilai Rp17,32 triliun. Sehingga total penyaluran selama periode 2010–2021 telah mencapai 923.214 unit senilai Rp72,91 triliun.
Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Arief Sabaruddin menyampaikan, dengan tercapainya target penyaluran dana FLPP 2021 pihaknya optimistis bisa mencapai 170 ribu hingga akhir Oktober ini atau 107% dari target yang ditetapkan pemerintah. Pasalnya saat ini, capaian realisasi dari bank pelaksana sudah melebihi 80% dari target yang ditetapkan.
"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan sampai batas akhir bulan ini,” ujar Arief dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (11/10).
Arief menyampaikan, dari 41 Bank Pelaksana FLPP 2021, penyalur tertinggi per periode 8 Oktober 2021 diraih BTN sebanyak 85.557 unit, disusul BTN Syariah sebanyak 18.114 unit dan BNI sebanyak 16.355 unit.
Selanjutnya ada BRI sebanyak 9.657 unit, BJB 5.223 unit, BSI 4.491 unit, Mandiri 2.242 unit, Bank Sumselbabel 1.643 unit, Bank Kalbar 1.291 unit, Bank Jambi 1.169 unit, Bank Nagari 1.106 unit, serta Bank NTB Syariah sebanyak 1.073 unit. Sedangkan sisanya disalurkan oleh bank lain.
Berdasarkan data yang diterima, keberhasilan PPDPP mencapai target kinerjanya tidak terlepas dari penerapan GRC (governance, risk manajemen, compliance) dalam pengelolaan manajemen organisasi dan layanannya kepada masyarakat.
Pada 2021 ini, PPDPP memperoleh penghargaan sebagai TOP GRC 2021 on Public Service Agency Performance yang diserahkan Kamis (7/10) pekan lalu. Pada waktu yang sama Direktur Utama PPDPP, Arief Sabaruddin juga mendapat penghargaan sebagai The Most Commited GRC Leader 2021.
Piloting project Sipetruk
Saat ini, demi memudahkan pemantauan konstruksi di lokasi perumahan, PPDPP juga sedang melakukan piloting project aplikasi Sistem Pemantauan Konstruksi (SiPetruk) di Jawa Barat. tepatnya di Perumahan Pesona Bukit Bintang di Kabupaten Bandung dan Perumahan Griya Puspita Asri, Kabupaten Garut.
Masing-masing dari perumahan tersebut tergabung dalam asosiasi perumahan Real Estate Indonesia (REI) dan Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (HIMPERRA). Pada pelaksanaan piloting project SiPetruk tersebut, PPDPP juga telah melakukan pemutakhiran sistem dengan menambahkan fitur “cek di sekitar”.
Fitur tersebut akan memudahkan pengembang perumahan memeriksa ketersediaan dan memilih manajemen konstruksi yang tersedia di sekitar perumahan yang akan diperiksa.
“Secara keseluruhan piloting project ini berhasil, karena dari perekaman awal hingga akhir di lapangan, semua data sudah langsung diterima oleh sistem sesuai dengan ketentuan,” jelas Arief.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, piloting project perlu untuk dilakukan di berbagai lokasi guna mengakomodir perbedaan wilayah dan permasalahan unik di lapangan. Pihaknya pun menargetkan, perumahan-perumahan yang baru dibangun saat ini akan menggunakan metode SiPetruk.
Sehingga pada 2022 mendatang para pengembang telah menerapkan SiPetruk di rumah barunya. Inovasi SiPetruk menjadi jawaban atas kekhawatiran masyarakat sebagai enduser agar hunian yang dibangun oleh para pengembang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.
"Ini juga sebagai upaya dalam melakukan perlindungan konsumen," tandas dia. (X-12)