Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Pada awal Agustus 2021 Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE telah resmi terbentuk secara hukum, yang diikuti dengan subholding lainnya di awal September dan menandai selesainya proses restrukturisasi di tubuh Pertamina Group.
Pembentukan holding tersebut akan mengawal langkah transisi energi Indonesia dalam mewujudkan energi bersih melalui pengembangan energi terbarukan.
“Pembentukan holding dan subholding di tubuh Pertamina bertujuan agar menjadi pemimpin transisi energi di Indonesia untuk menekan laju perubahan iklim, melalui dekarbonisasi,” tutur Chief Executive Officer PNRE Dannif Danusaputro dalam keterangannya, Senin (13/9).
Untuk mencapai target 17% energi bersih dalam portofolio bisnis Pertamina, subholding PNRE memiliki target kapasitas 10 GW energi bersih pada 2026, yang terdiri dari 6 GW gas to power, 3 GW energi terbarukan di mana termasuk panas bumi di dalamnya, serta 1 GW energi baru.
Subholding PNRE juga memiliki portofolio pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya, antara lain tenaga surya, biomassa, hydrogen, baterai untuk EV dan storage, serta teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS).
Dannif menjabarkan, melalui restrukturisasi, ada empat manfaat langsung yang dirasakan oleh subholding PNRE. Pertama, dapat meningkatnya peluang untuk menjalin kemitraan dalam rangka mempercepat pengembangan kapabilitas BUMN di bisnis energi baru dan terbarukan.
Kedua, memperoleh fleksibilitas dalam mencari alternatif pendanaan yang kompetitif seperti Green Financing, Green Bond, termasuk melakukan unlock value perusahaan melalui skema initial public offering (IPO). Berikutnya, percepatan pengembangan portofolio bisnis energi baru dan terbarukan Pertamina dengan penjajakan kepada bisnis hydrogen, ekosistem kendaraan listrik, dan bisnis lainnya.
Terakhir, adanya potensi sinergi pemanfaatan talent yang telah berpengalaman dalam pengembangan proyek dan program pemeliharaan pembangkit listrik geothermal pada pembangkit listrik lainnya di subholding PNRE.
Dannif juga menambahkan bahwa subholding PNRE berkomitmen penuh mendukung target Pertamina menurunkan emisi karbon sebesar 30% pada 2030.
“Dengan transformasi ini, subholding PNRE menjadi lebih fokus dengan amanah mengawal transisi energi, lalu mencapai aspirasi kapasitas terpasang sebesar 10 GW pada 2026," tutup Dannif. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved