Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

ESDM Ungkap Net Zero Emission Bisa Tercapai Lebih Cepat di 2050

Insi Nantika Jelita
24/8/2021 20:51
ESDM Ungkap Net Zero Emission Bisa Tercapai Lebih Cepat di 2050
Pembangkit listrik tenaga panas bumi di Dieng(Antara/Anis Efizudin)

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target Net Zero Emission (NZE) atau nol-bersih emisi bisa dicapai lebih cepat 10 tahun, yakni di 2050. Untuk mencapai target tersebut diperlukan berbagai macam dukungan. 

"Tentu saja ini bisa tercapai, dengan beberapa persyaratan. Misalnya ada international support, seperti dukungan dari negara berkembang untuk mencapai net zero emission di 2050," ujar Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan ESDM Chrisnawan Anditya dalam webinar yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Selasa (24/8).

Komponen lain yang diperlukan dalam mencapai NZE di 2050 ialah dibutuhkan asumsi atau proyeksi yang terukur dalam berbagai bidang energi. Chrisnawan menghubungkan ini dengan strategi dalam pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), kelistrikan, pemakaian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), battery energy storage systems dan lainnya.

"Harus ada proyeksi kuat yang dibutuhkan, target yang ingin dicapai apa saja. Misalnya, dari demand kelistrikan, lalu pembangkit dengan batu bara yang bakal off. Apalagi (rencana) di 2050 sudah tidak ada lagi PLTU," jelasnya.

Menurutnya, pemakaian PLTU tidak bisa langsung disetop dalam waktu dekat karena masih terganjal dengan kontrak kerja sama pembangunan PLTU diberbagai wilayah Indonesia. 

Baca juga : PT Martina Berto Tbk Perluas Kerja sama Distribusi dengan PT Tigaraksa Satria Tbk

"Masih ada kontrak yang baru masuk tahap konstruksi dan beroperasi di 2025. Butuh waktu setidaknya hingga 2055 untuk menyetop pembangkit ini," ucapnya.

Senada, lembaga think tank, Institute for Essential Service Reform (IESR) menyebut ada beberapa sektor utama yang perlu mendapat perhatian lebih untuk menuju dekarbonisasi sektor energi, yakni pemakaiam energi baru terbarukan yang menyeluruh, pengurangan energi fosil, penggunaan kendaraan listrik dan lainnya. 

"Kalau kami lihat, dekarbonisasi di 2050 tidak hanya baik untuk iklim, tapi juga mempengaruhi perekonomian dalam hal energi yang akan lebih murah," tutur Koordinator Riset IESR Pamela Simamora

Dia juga mengatakan, jika penerapan energi baru terbarukan diimplementasi 100% bisa membuka lapangan pekerjaan baru, yakni sekitar 3,2 juta lapangan hijau akan tercipta. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik