NUSANTARANOMICS, model ekonomi khas Indonesia yang digagas Guru Besar IPB Prof Didin S Damanhuri dapat menjadi model ekonomi Indonesia menuju negara maju pada 2045 karena sesuai dengan konteks sejarah, kebudayaan dan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Hal itu diungkapkan Rektor IPB Arif Satria, saat membuka Strategic Talk IPB ke-26 Nusantaranomics Series 1 yang berjudul “Model Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju 2045” yang diselenggarakan atas kerja sama antara Direktorat Publikasi Ilmiah dan Informasi Strategis-IPB University, Lingkar Kajian Ekonomi Nusantara (LKEN) dan Komunitas Angkringan Bentara Rakyat (AKAR) secara daring, Jumat (30/7).
Nusantaranomics merupakan sebuah sistem ekonomi-politik yang berlandaskan ekonomi lokal, bersumber dari nilai-nilai budaya yang sudah berkembang lama di masyarakat nusantara. Ini merupakan salah satu bentuk manifestasi dari sistem ekonomi Pancasila yang menunjukkan kekuatan dan daya lentur model kewirausahaan genuine khas masyarakat Nusantara.
Didin, penggagas nusantaranomics, yang juga bertindak sebagai narasumber dalam diskusi itu, menjelaskan bahwa konsep nusantaranomics ini selaras dengan konstitusi UUD 1945 dalam semangat dan nilai-nilai yang dijunjungnya. Prinsip-prinsip nusantaranomics ini menguatkan konstitusi Indonesia atau ekonomi Pancasila, sebagaimana tertuang dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945.
Ia menambahkan seluruh stakeholder (legislatif, daerah-daerah, civil society, dunia usaha) harus mendorong orientasi pembangunan yang mensejahterakan rakyat sebesar-besarnya sebagaimana amanat konstitusi 1945, bukan hanya menyejahterakan orang per orang pibadi dan golongan tertentu.
Maka, hanya dengan orientasi pembangunan untuk sebesarnya kesejahteraan rakyatlah akan tercipta keadaaan politik yang kondusif, stabil dan semakin demokratis serta pembangunannya yang makin berkelanjutan.
Gagasan nusantaranomics ini juga mendapatkan tanggapan serius dari Rektor Universitas Katolik (Unika) Indonesia Atma Jaya, Prasetyantoko.
Ia mengungkapkan gagasan nusantaranomics yang di dalamnya terkandung prinsip heterodox merupakan model yang sangat relevan dengan konteks nyata yang ada di Indonesia saat ini.
Nusantaranomics merupakan model ekonomi terbaik yang dapat diimplementasikan saat negara sedang mengalami krisis pandemi covid-19 maupun setelah pasca pandemi. Hal itu karena pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengelola ekonomi disaat pandemi saat ini dinilai oleh para ekonom tidak berkelanjutan.
Peraih gelar Ph.D dari Ecole Normale Supérieure (ENS) – Lyon, Perancis itu mengharapkan tujuan nusantaranomics dan heterodoksi ini dapat memastikan terciptanya kesejahteraan sosial dan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik. (RO/OL-1)