Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PT Frisian Flag Indonesia (FFI) melalui program Farmer2Farmer memberikan pelatihan dan pengajaran kepada 66 peternak terpilih yang berasal dari koperasi di Jawa Barat dan Jawa Timur. Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat kapasitas para peternak sapi perah lokal di Indonesia.
Kegiatan ini berlangsung pada 5-20 April dengan dilatih langsung oleh tiga peternak ahli binaan FrieslandCampina Belanda. Para peternak terpilih tersebut selama tiga pekan diberikan berbagai materi pelatihan mulai dari pemberian pakan, perawatan anak sapi, praktik dan higienitas dari pemerahan sapi, perawatan mesin pemerahan sapi, hingga desain dan pembangunan kandang ternak.
“Kami memiliki keterikatan yang kuat dengan peternak sapi perah. Karena induk perusahaan kami adalah koperasi susu yang dimiliki oleh 20 ribu peternak sapi. Melalui program ini kami mengharapkan produktivitas susu di Indonesia dapat meningkat dan juga meningkatkan kesejahteraan para petaninya,” ujar Presiden Direktur PT FFI Maurits Klavert di Jakarta, Jumat (22/4).
Maurits menyadari pentingnya peran peternak sapi perah dalam industri pengolahan susu di Indonesia. Berdasarkan data dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI menyebutkan bahwa pada tahun 2015 peternak susu sapi lokal hanya mampu memproduksi 23% kebutuhan susu nasional atau sekitar 805.363 ton susu sapi segar.
“Sisanya masih harus dipasok dari luar negeri. Pertumbuhan produksi susu sapi lokal belum menunjukkan angka yang signifikan setiap tahunnya, meskipun sebenarnya potensi pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia sangat besar.”
Saat ini, konsumsi susu per kapita di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan dengan konsumsi susu per kapita negara ASEAN lainnya yaitu hanya sekitar 12,1 liter/tahun. “Thailand bahkan sudah mencapai 30 liter/tahun. Upaya untuk mendorong peningkatan produktivitas susu sega berkualitas mutlak dibutuhkan di Indonesia demi pemenuhan kebutuhan susu nasional,” urainya.
Berdasarkan data tersebut, ia meyakini masih ada potensi besar, baik itu potensi pengembangan industri pengolahan susu maupun pengembangan usaha untuk para peternak di Indonesia. “Potensi inilah yang menjadi dasar kami untuk terus mendorong produktivitas para peternak lokal serta menguatkan kapasitasnya dalam memproduksi susu segar berkualitas.”
Program Farmer2Farmer telah berlangsung sejak tahun 2013. Selama kurun waktu tersebut hingga saat ini PT FFI telah menginvestasikan dana hingga Euro 10 juta. “Dalam program Farmer2Farmer 2016 ini kami memfasilitasi sesi berbagi pengetahuan dan pengalaman dari peternak ahli di Belanda kepada para peternak sapi perah binaan FFI tentang praktik peternakan yang baik dan benar.”
Sejak tahun 2013, program ini telah menjangkau lebih dari 700 peternak lokal. Pada tahun ini bukan hanya diberikan pelatihan saja, tetapi juga diberikan pendampingan dan evaluasi yang berkelanjutan hingga akhir tahun. “Kami memang berkomitmen untuk terus mengembangkan program ini secara berkelanjutan agar dapat mendorong peningkatan kesejahteraan hidup para peternak sapi perah di Indonesia dan mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia secara umum.”
Para peternak sapi terpilih berasal dari Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara di Lembang Jawa Barat, Koperasi Peternakan Bandung Selatan di Pangalengan, Kelompok Peternak Parongpong Cisarua Sinar Mulya, dan Koperasi Usaha Tani Ternak Suka Makmur di Pasuruan yang seluruhnya berada di bawah binaan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).
Ketua GKSI Dedi Setiadi menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan program ini secara berkelanjutan dan berharap program seperti ini dapat terus berlanjut dan tidak terhenti di sini. “Kami rasakan manfaatnya bagaimana peternak sapi kami memiliki mimpi untuk berkembang melalui pembelajaran tata kelola peternakan sapi yang baik dan diajarkan langsung oleh peternak Belanda. Dengan belajar kami akan menjadi besar,” ujarnya.
Peternak yang sudah mengikuti program ini akan menjadi pendidik untuk peternak lainnya yang belum mengikuti sehingga akan ada transfer ilmu di antara para peternak. “Kami sangat berterima kasih kepada peternak ahli Belanda yang sudah berkenan berbagi ilmu dan pengalaman kepada kami.”
Sementara itu, Wakil Duta Besar Belanda untuk Indonesia Ferdinand Lahnstein juga memberikan dukungan penuh atas penyelenggaraan program ini. “Kami telah menyaksikan banyak peternak sapi di negeri kami yang telah berhasil dengan menerapkan praktik peternakan yang baik secara konsisten. Karena itu kami mendorong mereka untuk secara aktif dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama peternak di negara lain, termasuk Indonesia melalui program Farmer2Farmer. Kami berharap implementasi dari program ini akan memperoleh hasil yang optimal seperti yang telah diterapkan di Belanda.”(X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved