Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tertekan Kasus Covid-19, IHSG Anjlok Sampai Level 5.900

Despian Nurhidayat
21/6/2021 10:53
Tertekan Kasus Covid-19, IHSG Anjlok Sampai Level 5.900
Karyawan melintasi layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/6).(Antara)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini, Senin (21/6), terkoreksi menembus ke bawah level psikologis 6.000.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah 0,78% atau 47,16 poin ke level 5.959,97. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,53% atau 13,21 poin ke level 849,95.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono W. Widodo mengatakan bahwa pelemahan ini terjadi akibat rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga dan juga kekhawatiran pasar terkait covid-19 yang kembali tinggi.

"Pelemahan IHSG hari ini karena taper tantrum dimulai lagi karena rencana The Fed mau naikin suku bunga. Alasan kedua adalah kekhawatiran terkait covid-19," kata Laksono.

Sementara itu, Riset Valbury Sekuritas menuturkan, pelemahan ini terjadi akibat berbagai dominasi katalis negatif pada perdagangan hari ini, baik itu dari eksternal dan internal bagi pasar BEI.

"Dari segi internal, Indonesia mengantongi utang sekitar US$1,7 miliar dari Bank Dunia dalam sepekan terakhir. Lalu Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing jual bersih sebesar Rp3,31 triliun berdasarkan data transaksi 14 Juni-17 Juni 2021 dan Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS," tulis Riset Valbury Sekuritas dari laman resmi.

Dari segi eksternal, sentimen yang memengaruhi perdagangan hari ini ialah pernyataan The Fed yang akan menjadi perhatian para investor, bagaimana cara Bank Sentral AS ini akan mengatasi inflasi. Pertemuan The Fed akan banyak memengaruhi pasar. Fed memproyeksikan kenaikan suku bunga terjadi lebih cepat dari yang diantisipasi.

Pernyataan pejabat The Fed James Bullard bahwa bank sentral AS mungkin menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, dan hal ini sempat menekan saham AS pada Jumat (18/6) lalu.

Selain itu, WHO juga menegaskan bahwa penularan varian delta covid-19 saat ini meningkat secara signifikan dan memengaruhi pergerakan bursa saham di dunia. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya