Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) tetap mempertahankan kinerja yang solid di masa pandemi ditopang oleh layanan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pada akhir 2020, tidak kurang dari 16 ribu UMKM menerima pinjaman dari Bank Sampoerna.
Secara keseluruhan Bank Sampoerna membukukan penyaluran kredit sebesar Rp8,2 triliun, meningkat 4,2% (yoy) dari penyaluran tahun sebelumnya sebesar Rp7,8 triliun. Terlepas dari sejumlah tantangan yang dihadapi, total laba bersih pada akhir 2020 tercatat sebesar Rp46,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan laba pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,5 miliar.
Sejalan dengan peningkatan laba, Bank Sampoerna juga mencatat kenaikan aset per 31 Desember 2020 sekitar 7,9% (yoy) menjadi sebesar Rp12,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp11,5 triliun. Kenaikan total aset tersebut ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen UMKM sebesar Rp4,2 triliun, kredit korporasi sebesar Rp1,6 triliun, serta kredit konsumer sebesar Rp2,4 triliun. Sementara itu, total DPK hingga 31 Desember 2020 mencapai Rp10,4 triliun atau naik 7,6% (yoy) dari DPK tahun sebelumnya sebesar Rp9,7 trilun.
Tantangan yang terjadi di 2020 antara lain terefleksikan dalam pendapatan usaha yang mengalami sedikit penurunan sebesar 1,7% (yoy) menjadi Rp690,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp701,7 miliar.
Memahami bahwa tantangan masih mungkin berlanjut, khususnya terkait dengan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Bank Sampoerna mengalokasikan dana pencadangan sebesar 124,1% dari kredit bermasalah pada 2020. Rasio dana pencadangan terhadap kredit bermasalah ini naik 55,5% dari rasio yang sama pada akhir 2019 sebesar 68,6%.
Lebih jauh, kualitas kredit tetap terkendali dengan rasio kredit bermasalah bruto (gross NPL) pada tingkat 2,8% atau turun dari tahun sebelumnya pada tingkat 4,3%. Kondisi dan kinerja keuangan Bank yang kuat juga tercermin dalam rasio kecukupan modal (CAR) yang berada di level 19,1% dan LDR di tingkat 78,4%.
“Dengan kinerja yang tetap solid di tahun lalu, Bank Sampoerna optimistis terus melanjutkan komitmen dalam membantu pertumbuhan bisnis UMKM sebagai salah satu sektor yang tangguh berhadapan dengan tantangan ekonomi yang belum menentu saat ini," ujar Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijahdi dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (22/4).
Ali mengatakan keadaan Bank Sampoerna yang baik juga dapat dilihat dari pemeringkatan oleh Pefindo yang menilai kondisi kinerja keuangan perusahaan di level id A-/Stable. "Kami yakin dapat mempertahankan kinerja pada tahun ini Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah yang telah mengeluarkan beragamkebijakan yang memungkinkan institusi perbankan terus mendukung kebutuhan pembiayaan para pengusaha UMKM sehingga mereka dapat merealisasikan kreativitas dan menjaga produktivitas di masa pandemi covid-19 ini,” papar Ali. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved