Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) menuturkan, Millenial Shrimp Farming (MSF) atau tambak milenial dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk dapat ikut serta dalam pembangunan ekonomi, dalam industri udang nasional.
“MSF menjadi salah satu program unggulan KKP dalam rangka menggalakkan budidaya udang untuk peningkatan ekonomi masyarakat," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangannya, Rabu (31/3).
Baca juga: Sinergi Pertamina Tangani Korban di Balongan Dinilai Baik
Sebagai percontohan, Slamet menuturkan, pembangunan instalasi MSF telah dibangun di dua lokasi Unit Pelaksana Teknis milik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yakni di Jepara, Jawa Tengah dan Situbondo, Jawa Timur.
Slamet juga menyebutkan bahwa klaster percontohan MSF merupakan bagian dari peningkatan produksi udang nasional termasuk program lain seperti pengembangan klaster tambak udang, bantuan pemerintah berupa excavator, pengembangan sistem perbenihan dan pakan, serta menarik investor dari dalam maupun luar negeri.
“Kesinambungan program ini diharapkan dapat mempercepat pencapaian target yang akan mendukung kesejahteraan masyarakat,” ucap Slamet.
Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Nono Hartanto menyatakan, konstruksi tambak yang berbentuk bundar menjadi satu keunggulan MSF karena sisa pakan atau kotoran dikatakan bisa terkumpul dengan mudah.
“Hal ini tentunya berimbas kepada peningkatan kelangsungan hidup dari udang karena sisa pakan dan kotoran apabila tidak segera diatasi dapat menurunkan kualitas air dan menjadi sumber penyakit,” kata Nono.
Terkait keterlibatan milenial dalam pengelolaan tambak, Nono menambahkan bahwa tenaga muda dapat diterjunkan langsung untuk dapat terlibat dalam mengelola tambak selama tiga siklus sebagai wahana pembelajaran.
"Diharapkan mereka akan memiliki kemahiran dan keterampilan sebagai manajer tambak, sehingga di masa depan dapat menjadi teknisi maupun supervisor tambak yang andal,” imbuhnya.
Dalam skala yang lebih besar, Nono juga berharap MSF dapat menelurkan calon pengusaha tambak dan pencetus kegiatan-kegiatan pertambakan nasional. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved