Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Perkuat Posisi sebagai Bank Digital

Mediaindonesia.com
27/3/2021 09:55
Perkuat Posisi sebagai Bank Digital
Acara diskusi Katadata - Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2021(Dok.Amar)

DIGITALISASI boleh dibilang menjadi sesuatu yang mutlak saat ini. Apalagi pandemi covid-19 yang melanda dunia saat ini turut mempercepat proses migrasi ke digital.

Hal itu diungkapkan Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian dalam acara diskusi Katadata - Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2021 (24/3) lalu.  Untuk itu mereka memperkuat posisi sebagai bank digital yang menghadirkan inovasi untuk memajukan kehidupan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Digitalisasi tak Terelakkan, BRI Semakin Kuatkan Ekosistem UMKM

Dalam diskusi yang bertemakan Digital Banking Revolution, Vishal menyampaikan bahwa teknologi memiliki peran penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Amar Bank, pada Agustus tahun lalu, meluncurkan produk digital banking, Senyumku untuk membantu masyarakat membangun kebiasaan menabung.

Hadirnya digital bank diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Perekonomian Indonesia sempat mengalami kontraksi tahun lalu sebesar -2.07% dan berada di bawah Tiongkok, Turki, dan Korea Selatan.

Lebih lanjut, Vishal Tulsian menjelaskan perbedaan antara bank digital dan bank konvensional, dengan 3 lini poin.  Pertama, perbedaan fungsi, jika   bank konvensional dapat melakukan transaksi perbankan pada umumnya seperti menabung, mentransfer dan meminjam uang sementara bank digital bukan hanya sekedar internet banking, bank digital seperti Senyumku (Amar Bank) menyediakan keseluruhan rekening bank dalam satu tampilan, membantu nasabah untuk secara otomatis mengkategorikan pengeluaran untuk mengelola keuangan

"Kedua pengalaman. Sekarang lebih banyak nasabah yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang instan atau cepat sehingga bank digital harus memberikan kemudahan bagi para nasabah. Ketiga, Perbedaan Pendekatan yaitu mindset dimana bank konvensional membuka cabang dan mengharapkan ‘nasabah datang ke Bank’, sedangkan bank digital mendatangi nasabah" ujarnya.

Salah satu tantangan untuk bank pada umumnya dalam melakukan transformasi digital adalah adanya dua sisi yaitu sisi konvensional dan sisi digital dan juga kultur budaya di dalam perusahaan. Menurut Vishal, keunggulan Amar Bank sebagai bank digital adalah pengembangan bank digital menggunakan infrastruktur cloud (teknologi awan). “Dengan infrastruktur teknologi cloud yang kami gunakan, biaya untuk pelayanan kepada nasabah dapat jauh lebih rendah sementara skalabilitas dapat dilakukan dengan cepat. Selain infrastruktur, Amar Bank juga memiliki budaya layaknya start-up yang mendukung agility atau kelincahan. ”   

Menanggapi peran regulator dalam pengembangan perbankan digital saat ini, Vishal mengapresiasi dukungan dari OJK. “OJK sangat suportif kepada kami, kedepannya kami mengharapkan dukungan dari pemerintah dan OJK dalam sentralisasi informasi nasabah yang dapat dicapai dengan teknologi blockchain, misalnya, sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh bank dan tidak menutup kemungkinan juga oleh perusahaan e-commerce, fintech, digital wallet dan lainnya sehingga ekosistem digital di Indonesia dapat terus berkembang dan dapat memberikan pelayanan yang lebih kepada masyarakat.”

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,  Airlangga Hartanto, optimisme akan pemulihan ekonomi yang berlangsung seiring dengan distribusi vaksin dan terkendalinya pandemi covid-19. “Pemerintah optimistis  ekonomi Indonesia akan kembali pulih di kisaran 4-5,5% tahun ini. ”

Terlebih lagi, Indonesia juga merupakan kontributor terbesar ekonomi digital di Asia Tenggara. Menurut data Google, saat ini, pangsa ekonomi digital Indonesia mencapai US$40 miliar. Pada 2025, potensi ekonomi digital Indonesia diperkirakan naik menjadi US$133 miliar, menduduki peringkat pertama di atas Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Untuk mendukung peningkatan potensi ekonomi digital, pemerintah pun terus mendorong pembangunan awan data (cloud) ke Indonesia.

"Kita ketahui dengan cloud, database di mana saja bisa diakses. Pemerintah juga mendukung pembangunan fasilitas infrastruktur digital lainnya, yaitu pengadaan jaringan 4G dan 5G di 9.113 desa/kelurahan. Layanan 5G bakal segera tersedia di Indonesia. Untuk itu, pemerintah mendorong optik fiber yang terkoneksi dari barat ke timur,” ujar Airlangga.

Senada, Wakil Presiden Republik Indonesia KH Maruf Amin juga menyampaikan bahwa pemerintah mendukung perkembangan digitalisasi di semua sektor “Opportunity-nya sudah terbuka, kita sudah punya tekad untuk melakukan digitalisasi di semua sektor. Karena itu pemerintah saat ini sedang menyiapkan semua infrastruktur digitalnya di seluruh Indonesia, 3 tahun ini sudah hampir semua.”

Mendukung hal tersebut, terkait digitalisasi di ranah perbankan, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyampaikan dengan 120 juta rakyat Indonesia kelas menengah harapan, 83 juta penduduk Indonesia tergolong unbanked dan penggunaan Internet sebesar 67% di Indonesia yang dikategorikan cukup besar dan juga penetrasi smartphone sebesar 60%, hal ini menjadikan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk industri keuangan digital.”

“OJK senantiasa memberikan dukungan untuk mempercepat akselerasi transformasi digital di mana roadmap 2020-2025 akan diarahkan untuk memperkuat tata kelola dalam manajemen risiko terintegrasi, mendorong penggunaan IT sebagai game changer, mendorong terjadinya kerjasama penggunaan teknologi, dan mendukung implementasi digital di sektor perbankan,” tambahnya. (RO/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya