Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Ekonomi Domestik Mulai Pulih Bertahap

Fetry Wuryasti
17/3/2021 13:23
Ekonomi Domestik Mulai Pulih Bertahap
Pemulihan ekonomi(Ilustrasi)

LEMBAGA Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB U mencermati setelah berbagai kebijakan dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menunjukkan peningkatan pada level di 85,8, sedikit meningkat dibandingkan 84,9 pada bulan Januari.

IKK tercatat lebih tinggi untuk responden dengan tingkat pengeluaran antara Rp1 juta hingga Rp3 juta per bulan.

Peningkatan IKK tersebut disebabkan oleh persepsi kondisi ekonomi saat ini, ketersediaan lapangan kerja, pendapatan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

“Peluncuran vaksin bersamaan dengan kebijakan stimulus diharapkan dapat membantu mengembalikan kepercayaan konsumen dan bisnis secara bertahap,” kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky, Rabu (17/3).

Untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memulihkan daya beli, Kementerian Keuangan memberlakukan diskon pada pajak untuk penjualan mobil dan properti.

Pajak pertambahan nilai untuk kendaraan mewah tertentu dan rumah atau apartemen di bawah Rp5 miliar akan mendapatkan potongan pajak mulai dari 100% hingga 25%.

Bank Indonesia juga menurunkan persyaratan uang muka untuk kredit kendaraan baru dan KPR bulan lalu sebagai upaya untuk merangsang permintaan agregat.

Baca juga :LPEM UI: BI Perlu Menahan Suku Bunga Kebijakan pada 3,5%

“Aturan ini rencananya akan berlaku hingga akhir tahun ini,” kata Riefky.

Perkembangan pemulihan ekonomi juga terlihat pada neraca perdagangan yang mencatatkan surplus sebesar USD2 miliar pada Februari 2021, meningkat 1,89% dari surplus Januari sebesar USD1,96 miliar.

Meskipun migas mencatat defisit neraca perdagangan yang lebih rendah sebesar USD0,44 juta dibandingkan dengan Januari 2021, perdagangan nonmigas terus mencatat surplus perdagangan sebesar USD2,4 miliar, meskipun lebih rendah 7,1% dari level Januari.

Dari sisi ekspor, terdapat peningkatan ekspor besi dan baja sebesar USD240,7 juta, atau 24,2% dibandingkan bulan sebelumnya, yang menunjukkan pemulihan ekonomi mitra dagang.

Dari sisi impor, kenaikan tertinggi terjadi pada mesin dan peralatan mekanis sebesar USD172,8 juta atau naik 10,03% dari level Januari. Hal ini menunjukkan kegiatan manufaktur mulai meningkat, pertanda baik dalam pemulihan.

Indikasi pemulihan lainnya ditunjukkan oleh kasus Covid-19. Kasus positif Covid-19 harian menunjukkan tren penurunan sejak Januari 2021.

Per 16 Maret 2021, ada 5.414 kasus yang dikonfirmasi. Namun, persentase kematian ada pada level 2,7%, masih lebih tinggi dari persentase kematian global sebesar 2,2%.

“Ini menunjukkan bahwa pemerintah perlu tetap waspada untuk menekan laju penyebaran virus,” kata Riefky. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya