Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

BPPT Lakukan TMC di Barat Laut Jabodetabek

Atalya Puspa
21/2/2021 16:54
BPPT Lakukan TMC di Barat Laut Jabodetabek
Teknologi Modifikasi Cuaca(Antara)

BADAN Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan teknologi modifikas cuaca (TMC) untuk meredam potensi banjir yang masih mengancam Jabodetabek sepekan ke depan. Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Jon Arifian mengungkapkan hari ini, Minggu (21/2), TMC mulai dilakukan dari landasan udara Halim Pedanakusuma, Jakarta.

"Untuk TMC kali ini rencananya 2 unit pesawat yang akan dikerahkan. Tapi untuk hari ini baru siap 1 unit casa 212," kata Jon kepada Media Indonesia, Minggu (21/2).

TMC dilakukan pada pukul 15.00 WIB sebanyak satu sorti dengan membawa bahan semai sebanyak 800 kg. Adapun, penyemaian dilakukan di awan arah barat laut wilayah Jabodetabek. Jon mengungkapkan, TMC dilakukan dengan koordinasi bersama TNI, BNPB, dan BMKG.

"Kita juga belum tahu kepastian berapa lama TMC akan dilakukan. Biasanya nanti akan ditetukan oleh BNPB atas masukan BMKG dan BNPB. Kami juga belum bisa menyimpulkan keberhasilan dari 1 hari operasi. Masih membutuhkan evaluasi setelah tim selesai melakukan misi," bebernya.

Merujuk hasil TMC redistribusi curah hujan di Jabodetabek 2020, bahwa TMC redistribusi curah hujan mampu mengurangi curah hujan sebesar 21%-47% terhadap curah hujan alamnya.

Baca juga : BNPB Berikan Penanganan Darurat Banjir Jakarta dan Sekitarnya

Jon menjelaskan, metode TMC penyemaian awan untuk redistribusi curah hujan yang disiapkan meliputi metode jumping process dan sistem kompetisi.

Metode jumping process adalah perlakuan penyemaian pada awan-awan di luar wilayah rawan banjir yang pergerakannya mengarah menuju wilayah rawan banjir.

Sedangkan sistem kompetisi adalah menyemai bibit awan yang masih kecil secara masif di daerah rawan banjir. Sehingga awan tersebut tidak sempat berkembang menjadi hujan secara masif atau diupayakan buyar sebelum mencapai wilayah rawan banjir.

Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi selama beberapa hari ke depan, hingga tanggal 25 Februari 2021. Pasalnya, berdasarkan prediksi BMKG, hujan dengan intensitas lebat dan sangat lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia, ternasuk Jabodetabek.

"Kita harus waspada karena puncak musim penghujan masih berlangsung dari Februari sampai awal Maret. Intensitas hujan masih lebat. Lalu pada tanggal 22 intensitas hujan akan menjadi ringan. Selanjutnya, kita harus waspada pada 23 dan 24 mendatang. Hujan intensitas lebat hingga sangat lebat ini akan merata di seluruh wilayah Indonesia," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik