Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Luhut: RI Punya Potensi Jadi Produsen Lithium Terbesar Kedua Dunia

Insi Nantika Jelita
27/1/2021 11:04
Luhut: RI Punya Potensi Jadi Produsen Lithium Terbesar Kedua Dunia
Ilustrasi: LIPI menjelaskan soal baterai lithium buatannya(ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Indonesia punya peluang besar menjadi produsen lithium terbesar di dunia karena dikatakan memiliki cadangan nikel yang cukup.

Hal itu disampaikan Luhut dalam peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terletak di kilometer (Km) 20B ruas Jalan Tol Trans Sumatra secara virtual, Selasa (26/1). 

"Indonesia mempunyai potensi sebagai produsen lithium terbesar kedua di dunia setelah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), cadangan nikel kita yang beragam menjadikan Indonesia tentu mampu bersaing di kancah ini,” ungkap Luhut dalam keterangannya yang dikutip Rabu (27/1).

Menurutnya, penggunaan lithium tidak hanya untuk baterai kendaraan listrik, melainkan mampu dimanfaatkan sebagai energi stabilizer yang dianggap penting bagi daerah pedalaman dan dapat dimanfaatkan untuk pengganti energi listrik di malam hari.

Baca juga: Pemerintah Terus Dorong Industri Baterai Lithium

Seluruh pembangunan ini, lanjut Luhut, akan mampu mengurangi impor listrik hingga Rp150 triliun. Dia berharap program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL BB) dapat semakin marak digunakan di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan PLN siap mendukung penuh terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.

Menurutnya, kebutuhan minyak masyarakat sekitar 1,5 juta barel per hari sedangkan produksi dalam negeri hanya separuhnya sehingga kekurangannya harus diimpor sebesar Rp200 triliun per tahun.

"Mobil listrik sepenuhnya menggunakan energi domestik seperti batubara, gas, air, ataupun EBT. Kita tidak perlu buang devisa. Adanya SPKLU mudahkan untuk melakukan perjalanan tanpa mengalami kendala atau kekhawatiran untuk melakukan pengisian ulang baterai mobil listrik" ungkap Erick, Sabtu (2/1).(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya