Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PT Victoria Care Tbk (VICI) telah merampungkan pelaksanaan pencatatan umum perdana saham (IPO) di pasar modal Indonesia pada 17 Desember 2020. Saham emiten consumer goods itu telah naik 131% di level Rp312, dari pertama kali diperdagangkan pada level Rp135 per lembar saham.
Direktur Utama Victoria Care Billy Hartono Salim mengaku puas dengan kepercayaan investor terhadap VICI. Dari data, investor yang membeli saham mereka juga bervariasi dari berbagai jenis investor lembaga ataupun ritel.
“Prospek VICI sebagai perusahan di sektor consumer goods yang baru listing di Bursa Efek Indonesia menambah alternatif pilihan investor di sektor consumer goods,” kata Billy kepada Media Indonesia.
Dia mengatakan, dengan pertumbuhan pendapatan rata-rata di atas 30% per tahun dalam 3 tahun, perusahaan memiliki prospek ke depan yang bagus, ditambah dukungan inovasi produk dan jaringan pemasaran yang sudah cukup kuat.
Di masa pandemi seperti ini, kecepatan membaca peluang pasar dan menghadirkan produk-produk yang dibutuhkan masyarakat ialah salah satu kunci keberhasilan perseroan untuk tetap bisa tumbuh dua digit sampai dengan akhir 2020.
“Dengan kami menjual produk hand sanitizer, disinfektan yang memang sangat dibutuhkan di saat pandemi, menjadi hal yang sangat konkret untuk selalu membaca kebutuhan pasar,” kata Billy.
Perusahaan juga sudah melakukan ekspor produk, masuk ke kanal e-commerce di beberapa platform, ke salon profesional dengan produk perawatan dan pewarna rambut, juga membuka konter di berbagai pusat perbelanjaan.
“Meningkatnya kesadaran akan kebersihan dan perawatan tubuh selama pandemi menjadi kebiasaan baru yang memberikan efek positif bagi pertumbuhan usaha,” kata Billy.
Target konsumen penjualan produk perusahaan ialah mayoritas masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Secara demografi, penduduk Indonesia terbesar ada di level tersebut. Karena itu, produk perseroan memiliki pasar di dalam negeri yang begitu besar dan terus bertambah. (Try/E-3)
Prasetyo menilai penolakan tersebut dikarenakan ketidakpahaman kondisi PAM Jaya saat ini.
Keterlibatan sektor properti nasional di pasar modal dinilai masih sangat rendah. Dari sekitar 500 anggota Realestat Indonesia (REI) DPD DKI Jakarta, hanya sekitar 1% yang IPO.
CHEK juga membukukan laba bersih Rp5,26 miliar dalam periode yang sama
PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) resmi mencatatkan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, (10/7).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
PAM Jaya mampu melakukan penawaran saham perdana saat cakupan layanan 85%. Mengingat, dari capaian tersebut, BUMD pengelola air bersih dan air minum tersebut sudah memiliki 2,5 juta pelanggan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved