Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
INDEKS harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun ditutup di zona merah, dibayangi sentimen pandemi covid-19 yang masih merebak secara global dan domestik. Meski demikian, volatilitas masih sanggup diredam dan kestabilan pasar modal masih terjaga selama masa pandemi.
“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan banyak kebijakan pre-emptive dan extraordinary untuk menjaga kepercayaan dan stabilitas pasar, memberikan ruang bagi sektor riil untuk bertahan, dan menjaga fundamental lembaga jasa keuangan,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2020 di Bursa Efek Indonesia, kemarin.
IHSG kemarin sore ditutup melemah 57,1 poin atau 0,95% ke posisi 5.979,07. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 10,71 poin atau 1,13% ke posisi 934,89. Secara keseluruhan, hingga akhir 2020, pasar saham kembali stabil dan berangsur pulih dengan IHSG pada Selasa (29/12), lalu ditutup di level 6.036,17 atau secara year to date terkoreksi 4,18% atau mengalami kenaikan sebesar 53,7% jika dibandingkan dengan level terendahnya pada 24 Maret lalu.
Per 29 Desember 2020 pula, jumlah investor pasar modal juga tercatat naik sebesar 56% jika dibandingkan dengan 31 Desember 2019 sebesar 2,48 juta menjadi sebanyak 3,87 juta. Peningkatan jumlah investor itu didominasi investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun yang mencapai sekitar 54,79% dari total investor.
Selain itu, nilai pengelolaan investasi di pasar modal juga tetap meningkat. Hingga 28 Desember 2020, terdapat peningkatan NAB Reksa Dana sebesar 6,85%, dari sebelumnya pada 30 Desember 2019 tercatat Rp542,2 triliun naik menjadi Rp579,33 triliun.
Wimboh mengatakan, hal itu tak lepas dari kecepatan OJK mengambil langkah di masa pandemi. Selama periode Maret sampai dengan Desember 2020, OJK telah mengeluarkan 35 kebijakan pasar modal yang fokus pada relaksasi bagi pelaku industri, pengendalian volatilitas, dan kemudahan perizinan. (Try/Ant/E-2)
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67% ke posisi 7.188,53.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved