Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

AS dan Jepang Berminat Suntik LPI

Des/E-2
15/12/2020 04:40
AS dan Jepang Berminat Suntik LPI
Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut UU No 11/2020 tentang Cipta Kerja menjadi jawaban dari permasalahan investasi yang selama ini mendera iklim investasi di Tanah Air.

Pemerintah bahkan telah menyiapkan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang diamanatkan UU tersebut untuk mengelola investasi dari luar dan dalam negeri sehingga jadi sumber pembiayaan alternatif.

“Akhir November 2020 kemarin, US DFC (Development Finance Corporation) telah menandatangani surat minat untuk menginvestasikan US$2 miliar ke LPI. Selain itu, The Japan Bank for International Cooperation (JBIC) juga dikatakan telah memberikan komitmen untuk melakukan investasi pada LPI sebesar US$4 miliar,” ungkapnya dalam Webinar Nasional bertajuk Jurus Kemenko Perekonomian Meningkatkan Bisnis dan Investasi Indonesia Melalui UU Cipta Kerja, kemarin.

Airlangga menegaskan hal tersebut sebagai bukti apresiasi dari luar negeri atas kehadiran UU tersebut karena dinilai memberi kepastian dalam berinvestasi.

“UU ini juga diharapkan bisa mengakselerasi perizinan, mengurangi biaya tinggi, dan menggiatkan kegiatan ekspor dalam perdagangan internasional,” kata Airlangga.

UU Cipta Kerja, lanjutnya, telah menjadi game changer untuk melakukan transformasi ekonomi melalui reformasi struktural dan pemulih­an perekonomian.

Di diskusi yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyatakan UU No 11/2020 akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia 2021.

“Kami berharap UU yang bersifat omnibus law ini bisa efektif pada Februari 2020. Dari skenario yang kita buat, mudah-mudahan mendorong pemulihan ekonomi 2021,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Susiwijono mengatakan dampak pandemi covid-19 sangat dirasakan berbagai sektor. Pada kuartal II-2020 saja, ekonomi Indonesia terkontraksi dalam hingga lebih dari -5%. Memasuki kuartal III-2020, ekonomi mulai pulih ke -3,49%.

Meskipun demikian, dia memastikan pemerintah sudah menyiapkan berbagai program dan kebijakan yang disiapkan untuk dapat menanggulangi dampak pandemi.

“Walau masih era pandemi, berbagai hal tetap kita kejar. Kita siapkan key market dri­ver, paling enggak ada dua hal, aspek penanganan covid-19 dan di kesehatan kita siapkan vaksinasi,” pungkas Susiwijono. (Des/E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya