Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Literasi Pasar Modal Cegah Penurunan Kepercayaan

Des/Che/E-3
08/12/2020 04:45
Literasi Pasar Modal Cegah Penurunan Kepercayaan
Tirta Segara, Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK.(ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Anis Efizudin)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) akan meningkatkan literasi tentang pasar modal kepada masyarakat sehingga mereka benar-benar memahami sebelum berinvestasi. Literasi akan lebih dikedepankan ketimbang mengejar inklusi atau terbukanya akses masyarakat ke sektor tersebut.

“Memang pasar modal ini mesti paham. Jadi yang untuk investasinya, literasinya akan kita dorong lebih dulu, baru inklusinya,” kata anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara dalam media briefing secara daring bertajuk Perkembangan TPAKD--Menuju Rapat Koordinasi Nasional TPAKD 2020, kemarin.

Menurut Tirta, produk-produk investasi di pasar modal lebih cocok untuk konsumen yang sudah teredukasi dengan baik atau highly educated, mengingat istilah-istilah di pasar modal yang sangat spesifik.

“Jadi kalau orang mau investasi, mau beli saham, mesti paham. Karena jangan sampai konsumen yang tidak paham, karena situasi pandemi mereka butuh uang, butuh likuiditas, sahamnya di-redeem, kok harganya jatuh. Kalau tidak paham, malah bisa turunkan kepercayaan,” sambungnya.

Tirta menuturkan, sejak beberapa tahun sebelumnya, OJK sudah memulai literasi terkait pasar modal. Saat ini di universitas-universitas di Indonesia sudah terdapat lebih dari 400 galeri investasi dan juga komunitas pasar modal yang aktif melakukan literasi.

Selain literasi di pasar modal, OJK juga akan mendorong inklusi dan literasi agar semakin banyak masyarakat yang memiliki akses dan semakin paham terhadap sektor jasa keuangan lainnya.

Secara terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta para pelaku pasar modal syariah mengantisipasi dampak negatif dari perdagangan secara daring (online). Walaupun begitu populer di masa pandemi covid-19, teknologi online trading juga memiliki dampak negatif yang perlu dimitigasi.

“Harus disadari bahwa pemanfaat­an teknologi ini juga membawa risiko dan konsekuensi tersendiri. Pelaku industri perlu melakukan mitigasi berbagai risiko yang mungkin akan timbul dari pemanfaatan teknologi, termasuk dalam online trading di sektor pasar modal syariah,” ujar Ma’ruf saat peresmian nama dan logo baru PT Danareksa Sekuritas sekaligus Peluncuran Syariah Online Trading System (SOTS) melalui konferensi video, kemarin. (Des/Che/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya