Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
LEMBAGA Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mendorong Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini.
Pemangkasan itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sisa waktu 2020, tetapi tetap memperhatikan tekanan eksternal dan menjaga stabilitas sektor keuangan.
“Mengingat kondisi domestik dan eksternal saat ini, kami memandang bahwa BI perlu memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 3,75% di bulan ini,” ujar ekonom makroekonomi dan keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky melalui keterangan resmi, kemarin.
Pada sisi domestik, kata dia, Indonesia telah resmi masuk resesi setelah pertumbuhan ekonomi triwulan III tumbuh -3,49%, kali kedua setelah tumbuh -5,32% di triwulan II 2020. Meski membaik, langkah-langkah untuk menahan dan mendorong perekonomian tetap perlu dilakukan agar agenda pemulihan ekonomi pada 2021 tidak begitu berat.
Kemudian di sisi eksternal, surplus perdagangan pada Oktober 2020 telah berkontribusi pada perbaikan current account deficit (CAD). Belum lagi aliran modal masuk melalui portofolio kian menguatkan nilai tukar rupiah. Karenanya, kata Teuku, pemangkasan suku bunga kebijakan BI tidak akan terlalu berisiko untuk terus menguatkan mata uang Indonesia yang sempat terdepresiasi selama satu pekan terakhir.
LPEM, imbuhnya, juga memprediksi inflasi akan tetap terkendali dan bertahap kembali menuju kisaran ambang bawah target bank sentral, yakni 2,0% hingga 4,0%. Itu karena didukung pencairan stimulus yang lebih cepat untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.
“Namun demikian, risiko penurunan (tingkat inflasi) akan tetap ada selama kepercayaan konsumen belum kembali ke tingkat sebelum pandemi,” jelas Teuku.
Secara terpisah, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memperkirakan inflasi 2020 pada kisaran 3%, bahkan di bawah 2%. (Mir/Ant/E-3)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved