Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

BI Bisa Pangkas Suku Bunga Kebijakan

Mir/Ant/E-3
19/11/2020 04:10
BI Bisa Pangkas Suku Bunga Kebijakan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) bersama Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Erwin Rijanyo.(ANTARA/Puspa Perwitasari)

LEMBAGA Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mendorong Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini.

Pemangkasan itu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sisa waktu 2020, tetapi tetap memperhatikan tekanan eksternal dan menjaga stabilitas sektor keuangan.

“Mengingat kondisi domestik dan eksternal saat ini, kami memandang bahwa BI perlu memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 3,75% di bulan ini,” ujar ekonom makroekonomi dan keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky melalui keterangan resmi, kemarin.

Pada sisi domestik, kata dia, Indonesia telah resmi masuk resesi setelah pertumbuhan ekonomi triwulan III tumbuh -3,49%, kali kedua setelah tumbuh -5,32% di triwulan II 2020. Meski membaik, langkah-langkah untuk menahan dan mendorong perekonomian tetap perlu dilakukan agar agenda pemulihan ekonomi pada 2021 tidak begitu berat.

Kemudian di sisi eksternal, surplus perdagangan pada Oktober 2020 telah berkontribusi pada perbaikan current account deficit (CAD). Belum lagi aliran modal masuk melalui portofolio kian menguatkan nilai tukar rupiah. Karenanya, kata Teuku, pemangkasan suku bunga kebijakan BI tidak akan terlalu berisiko untuk terus menguatkan mata uang Indonesia yang sempat terdepresiasi selama satu pekan terakhir.

LPEM, imbuhnya, juga memprediksi inflasi akan tetap terken­dali dan bertahap kembali menuju kisaran ambang bawah target bank sentral, yakni 2,0% hingga 4,0%. Itu karena didukung pencairan stimulus yang lebih cepat untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.

“Namun demikian, risiko penurunan (tingkat inflasi) akan tetap ada selama kepercayaan konsumen belum kembali ke tingkat sebelum pandemi,” jelas Teuku.

Secara terpisah, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto memperkirakan inflasi 2020 pada kisaran 3%, bahkan di bawah 2%. (Mir/Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya