Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Naik 20,8% ,Kontrak Baru Adhi Karya Bertambah Rp7,5 Triliun

Insi Nantika Jelita
12/11/2020 08:00
Naik 20,8% ,Kontrak Baru Adhi Karya Bertambah Rp7,5 Triliun
Proyek pembangunan LRT. Adhi Karya meraih kontrak baru Rp7,5 triliun pada Oktober 2020(Antara/M Risyal Hidayat)

PT Adhi Karya (Persero) mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp7,5 triliun hingga Okrober 2020. Realisasi kontrak baru tersebut berupa rencana pembangunan jalan di daerah, pembangunan pengaman sungai dan lainnya.

"Jumlah kontrak baru itu naik sebesar 20,8% dibandingkan perolehan kontrak baru pada bulan sebelumnya sebesar Rp6,2 triliun, sehingga nilai total order book sebesar Rp38,0 triliun ," ujar Corporate Secretary Adhi Karya Parwanto Noegroho dalam keterangan resminya, Jakarta, kemarin.

Noegroho menjelaskan, realisasi perolehan kontrak baru di bulan Oktober 2020 terdiri dari Pembangunan Jalan Malinau – Semamu di Kalimantan Utara sebesar Rp193,2 miliar, lalu pembangunan Jalan Bypass Bandara Lombok - Mandalika Fase 2 senilai Rp160,9 miliar.

Kemudian proyek lainnya ialah Pengaman Sungai Beringin di Jawa Tengah dengan nilai kontrak mencapai Rp147,6 miliar, pembangunan Pos Lintas Batas Negara Daerah Natuna di Kepulauan Riau sebesar Rp121,1 Miliar. Lalu ada proyek Bendungan Leuwi Keris di Jawa Barat sebesar Rp111,0 miliar.

"Sisanya didominasi oleh proyek bendungan dengan Rp164,1 miliar, serta proyek lainnya yang terdiri dari proyek SPAM, pasar, rumah sakit, properti, dan lain-lain yang mencapai Rp389,5 miliar," ungkap Noegroho.

Ia juga menyebut, kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru Oktober 2020, meliputi lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 90%, properti sebesar 9% dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Untuk tipe pekerjaan, Noegroho menuturkan, perolehan kontrak baru terdiri dari proyek Gedung sebesar 36%, MRT sebesar 19%, jalan dan jembatan sebesar 22%, serta proyek Infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, dan proyek-proyek EPC sebesar 23%.

"Berdasarkan segmentasi kepemilikan, realisasi kontrak baru dari Pemerintah sebesar 77%, BUMN sebesar 17%, sementara swasta dan lainnya sebesar 6%," pungkas Noegroho. (E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya