Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Syariah Miliki Potensi Besar

M. Ilham Ramadhan Avisena
29/10/2020 15:42
Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Syariah Miliki Potensi Besar
Digitalisasi ekonomi(Ilustrasi)

POTENSI ekonomi dan keuangan syariah amat besar bila dapat diintegrasikan dengan digitalisasi. Menurut Deputi Gubernur Bank Indoensia (BI) Sugeng, melalui digitalisasi pula definisi sempit dari ekonomi dan keuangan syariah menjadi lebih luas.

Pengeluaran konsumsi dunia di sektor ekonomi dan keuangan syariah saat ini telah meliputi rantai nilai halal islam, rekreasi islami, pariwisata islami, apotek, kosmetik halal, keuangan sosial dan komersial.

“Pengeluaran yang sangat besar di berbagai sektor ekonomi dan keuangan Islam tersebut, jika diintegrasikan dengan digitalisasi, akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya saat memberi sambutan dalam diskusi daring, Kamis (29/10).

Sugeng bilang, banyak negara yang bukan mayoritas muslim saat ini mengembangkan potensi dari ekonomi dan keuangan syariah. Thailand dan Korea Selatan misalnya, meletakkan perhatian yang luar biasa besar pada pengembangan pariwisata ramah muslim.

Thailand mendeklarasikan diri menjadi negara dapur halal dunia dan Korea Selatan menyatakan diri sebagai negara tujuan wisata ramah muslim dunia. Pun demikian dengan Tiongkok yang telah fokus pada pengembangan fesyen muslim dan memasarkannya melalui digitalisasi.

Baca juga : Bank Sentral Jual Emas Pertama Kali sejak 2010

Merujuk laporan State of Global Islamic Economic Report 2019-2020, belanja konsumsi ekonomi islam dunia di berbagai sektor diperkirakan mencapai lebih dari US$3 triliun pada 2024. Ankga itu meningkat 45% dari US$2,2 triliun di 2018. Dus, seluruh negara di dunia seharusnya memanfaatkan momentum tersebut untuk menyokong pertumbuhan ekonomi global.

Sugeng menambahkan, Indonesia memiliki visi besar untuk menjadi negara maju di 2045. Salah satu sokongannya diharapkan berasal dari ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi dengan digitalisasi. Apalagi, potensi Tanah Air untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah melalui digitalisasi cukup besar.

Itu terlihat dari 28 ribu pesantren yang memiliki lebih dari 2 juta santri. Belum lagi 60% penduduk Indonesia merupakan generasi milenial yang cakap menggunakan teknologi digital dan memiliki banyak ide inovatif.

Dari segi aksesibilitas, sekitar 133% penduduk Indonesia memiliki telepon genggam, artinya 1 orang dapat memiliki lebih dari 1 telepon genggam. Terdapat pula 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, 163 BPR syariah, dan 4.500 lembaga keuangan mikro syariah di seluruh Indonesia.

“Dengan ini, dari sudut pandang Indonesia, kami yakin bahwa digitalisasi dan ekonomi dan keuangan Islam akan memainkan peran besar untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menjadi negara maju, Indonesia Maju, pada tahun 2045,” pungkas Sugeng. (OL-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya