Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SELAMA pandemi ini, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menangani sekitar 6-7 bank yang bermasalah. Angka ini cenderung sama dengan kondisi normal, sehingga tidak dapat dipastikan covid-19 sebagai penyebab utama gagalnya bank-bank tersebut.
“Memang sudah ada bank-bank kecil yg masuk ke LPS, mungkin mendekati 6 sampai 7 bank kecil. Tapi ini belum berada pada level yang membahayakan, karena biasanya setiap tahun kami juga menerima 6 hingga 7 BPR (bank perkreditan rakyat) yang harus ditangani. Dari situ walau ada yang gagal, tapi masih dalam batas normal,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/10).
LPS telah bersiap diri menangani kemungkinan ada bank yang benar-benar mengalami kegagalan dan membutuhkan dukungan. Ia memahami pandemi covid-19 telah memberikan tekanan yang luar biasa bagi perekonomian, tak terkecuali pada bank-bank kecil.
Kendati begitu, hingga saat ini belum ada tanda atau sinyal membahayakan mengenai kondisi perbankan nasional. Menurut Purbaya, tekanan di sektor keuangan memang meningkat, tapi masih berada di dalam situasi yang dapat dikendalikan.
Di kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengungkapkan, sektor perbankan saat ini masih berada dalam kondisi yang baik. Itu ditandai dengan tingkat permodalan dan likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
“Rasio permodalan bank terjaga pada level cukup tinggi. Pada Agustus 2020 ada di level 23,39%, dibanding triwulan II 2020 yang berada pada 22,5%. Kecukupan likuiditas perbankan terjaga yang ditunjukkan dengan berbagai indikator, antara lain alat likuid per non core deposit hingga 14 Oktober 2020 menguat 153,6% sedangkan pada triwulan II 2020 sebesar 122,59%,” terang Wimboh. (OL-14)
PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo).
Di tengah beragamnya penawaran investasi dengan profil risiko yang bervariasi, semakin banyak masyarakat yang mencari alternatif lebih stabil, aman, dan tetap menguntungkan.
Fleksibilitas deposito memungkinkan investor lebih leluasa dalam menyusun strategi jangka menengah dan pendek.
Pemanfaatan data kependudukan yang akurat akan menjadi faktor utama dalam mendorong efisiensi layanan perbankan serta meningkatkan inklusivitas keuangan bagi masyarakat
Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menegaskan pengembangan SDM unggul sangat penting dalam menjaga daya saing BPR, terutama di era digitalisasi perbankan.
Pada 6 hingga 8 Februari 2025, Perbarindo menggandeng Universitas Merdeka Malang untuk pelaksanaan TOT batch 2 bagi dosen perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Penyelenggaraan IDBS 2025 sejalan dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, yang pada 2024 mencapai US$90 miliar dan naik 13% dari tahun sebelumnya.
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved