Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

IHSG Pekan ini Diperkirakan Menguat

DESPIAN NURHIDAYAT
19/10/2020 05:05
IHSG Pekan ini Diperkirakan Menguat
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (9/10/2020).(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.)

DIREKTUR Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk memulai perdagangan pekan ini menguat terbatas.

Hal ini dipengaruhi beberapa sentimen, mulai vaksin dan perkiraan kinerja emiten yang lebih baik di kuartal III-2020.

“Adapun support IHSG berada di level 5,067 sampai 5,001 dan resistance di level 5,182 sampai 5,200. Cenderung SOS bila IHSG menguat untuk bisa BOW kembali ketika IHSG koreksi,”
ungkap Hans, kemarin.

Lebih lanjut, menurut Hans, pekan depan pasar akan memperhatikan perizinan vaksin covid-19. Manajemen Pfi zer Inc akan mengajukan izin vaksin covid-19 ke otoritas Amerika Serikat pada awal November.

Vaksin Pfi zer merupakan hasil pengembangan perusahaan bersama mitranya di Jerman, BioNTech. Perkembangan perizinan vaksin ini dikatakan menjadi sentimen positif di akhir pekan bagi bursa Eropa dan Amerika Serikat di tengah naiknya kasus covid-19.

“Saat ini pasar sudah memasukkan optimisme vaksin akan segera ditemukan dan segera distribusikan,” kata Hans.

Sementara itu, harapan stimulus fi skal di AS juga menjadi perhatian pelaku pasar beberapa pekan ke depan. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berbicara kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi bahwa Presiden Donald Trump akan mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah bantuan pada paket stimulus fi skal US$1,8 triliun yang diusulkan sebelumnya.

Trump sempat meminta Kongres untuk mengesahkan RUU bantuan covid-19 dengan dikurangi dana sisa dari program kredit UKM yang kedaluwarsa. Juru bicara Gedung Putih mengatakan anggota Senat dari Partai Republik akan mengikuti apa yang diinginkan Trump.

“Ada harapan terjadi kesepakatan paket stimulus fi skal untuk mendorong ekonomi AS keluar dari resesi,” lanjutnya.

Selain itu, kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden, diperkirakan akan menang pemilihan presiden pada 3 November 2020. Beberapa jajak pendapat menempatkan Biden memimpin atas kandidat dari Partai Republik Donald Trump.

Kemenangan ini akan mendorong paket stimulus ekonomi yang lebih besar dan mengurangi potensi perang dagang dengan Tiongkok. Selain itu, pajak perusahaan di AS juga di perkirakan akan naik.

“Hal ini mendorong dolar Amerika Serikat lebih lemah dan akan positif bagi pasar emerging market termasuk Indonesia,” ujar Hans.


Faktor global


Sebelumnya, Bina Artha Sekuritas juga melihat pergerakan IHSG dibayangi faktor global, yakni ketidakpastian dari stimulus AS. Ini mengakibatkan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan ditutup melemah tipis.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup melemah 1,74 poin atau 0,03% ke posisi 5.103,41. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,57 poin atau 0,07% menjadi 783,45.

“Market masih wait and see berkaitan dengan program stimulus AS yang belum cair lantaran dinamika politik yang terjadi antara eksekutif dan legislatif. Adanya ketidakpastian  hasil negosiasi pasca-Brexit juga memengaruhi perilaku market,” kata analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, akhir pekan lalu. (Try/Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya