Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan perdagangan pasar modal periode 28 September-2 Oktober 2020, dengan rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau negatif.
Terjadi penurunan sebesar 0,56% menjadi Rp6,71 triliun, dari pekan sebelumnya yang mencapai Rp 6,75 triliun.
Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono menyebut pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan juga menunjukkan tren negatif. Itu tecermin dari penurunan sebesar 0,38%.
Baca juga: HUT Pasar Modal ke-43, Presiden Beri Apresiasi
"Sehingga, laju indeks pada akhir pekan tertahan di level 4.926 atau lebih rendah dibandingkan posisi minggu sebelumnya yang berada di level 4.945," jelas Aji dalam keterangan resmi, Minggu (4/10)
Nilai kapitalisasi pasar di BEI juga mengalami penurunan sebesar 0,38% dari sebelumnya Rp5.751,97 menjadi Rp5.729.
Namun, rata-rata volume transaksi harian di BEI selama sepekan terakhir menguat 10,85%. Dari sebelumnya 9,5 miliar saham menjadi 10,53 miliar saham.
"Data positif juga ditunjukkan frekuensi transaksi harian yang meningkat 5,7% menjadi 616,83 ribu kali transaksi. Itu dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 583,57 ribu kali," tutur Aji.(OL-11)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67% ke posisi 7.188,53.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Pasar global di luar ekspektasi merespons ancaman tarif terbaru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan cukup tenang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved