Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Asing Lepas Saham BCA, Mandiri, BRI

Try/E-1
29/9/2020 05:40
Asing Lepas Saham BCA, Mandiri, BRI
Penurunan harga dari tiga bank utama itu menekan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga ditutup mele­mah.(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

TIGA saham bank terbesar di Indonesia menempati urutan atas daftar saham yang dilepas investor asing dalam perdagangan pertama awal pekan ini.

Terpantau saham Bank BCA (BBCA) yang terkoreksi 475 poin (-1,69) dilepas investor asing sebesar Rp173,04 miliar. Kemudian saham Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi 200 poin (-3,74%) dengan aksi jual investor asing sebesar Rp131,79 miliar. Lalu hal yang sama terjadi pada saham Bank BRI (BBRI) yang terkoreksi 70 poin (-2,22%) dengan nett sell asing Rp126 miliar.

Penurunan harga dari tiga bank utama itu menekan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga ditutup mele­mah 39,24 poin atau 0,79% menjadi 4.906,54.

Head of Equity Research, Strategy, Banking, Consu­mer (Staple) Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan penyebabnya masih pada ke­tidakpastian kondisi perekonomian seiring dengan masih meningkat terus kasus covid-19. Investor sudah memperkirakan terjadinya perlambatan laju kredit sebelumnya.

“Secara umum investor keluar dulu dari pasar modal. Bia­sanya kalau asing keluar, yang pertama-tama tertekan adalah saham perbankan karena paling likuid dan besar bobotnya. Begitu pula sebaliknya pada waktu mulai masuk lagi, saham perbankan juga menjadi yang pertama dibeli,” kata Suria saat  dihubungi kemarin.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus me­ngatakan penurunan itu ti­dak perlu dikhawatirkan. Perbankan telah melakukan re­strukturisasi kredit bagi na­sabah mereka.

Justru penurunan itu menjadi momentum untuk melakukan akumulasi atau membeli saham bank. “NPL pasti akan naik. Tetapi dengan restrukturisasi, ada potensi penurunan NPL karena memberikan kesempatan kepada nasabah untuk melunasi utangnya meski tidak menutup kemungkinan (gagal bayar),” kata Nico.

Penurunan indeks juga berasal dari sentimen luar negeri. Hingga saat ini RUU stimulus ekonomi untuk covid-19 di AS juga belum mencapai kata sepakat oleh kubu Demokrat dan Republik. Itu memenga­ruhi minat investor asing untuk memegang aset saham. “Dana-dana pasar mo­dal kalau dilihat yang menca­tat­­kan net inflow hanya AS, Tiong­kok, dan India,” kata Suria. (Try/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya