Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

PSBB Jilid II DKI, Perekonomian Diprediksi Merosot -1%

M. Iqbal Al Machmudi
16/9/2020 11:30
PSBB Jilid II DKI, Perekonomian Diprediksi Merosot -1%
Di tengah penerapan PSBB, sejumlah pekerja berjalan di kawasan gedung perkantoran Jakarta.(Antara/Akbar Nugroho )

PENGAMAT Ekonomi Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, memprediksi dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta pertumbuhan perekonomian akan negatif atau terkontraksi hingga minus 1%.

"PSBB kali ini menurut perhitungan kami akan terkontraksi hingga minus 1% per 2 pekan PSBB diterapkan," kata Fithra saat dihubungi, Rabu (16/9).

Baca juga: Bank DKI Kucurkan Kredit ke UMKM Jakpreneur

"Karena PSBB ini kita asumsikan hingga 2 pekan kita perhitungan pertumbuhan perekonomian ada di angka minus 0,6% sampai minus 1% artinya Rp90-150 triliun per 2 pekan," tambahnya.

Namun, hal itu masih bisa ditolerir asalkan pemerintah dan masyarakat bekerja sama memitigasi pandemi ini dengan baik karena perekonomian juga harus dilihat dari jangka panjang.

"Meski penerapan PSBB ini akan berdampak pada perekonomian jangka pendek, tetapi kami selalu melihat jangka menengah dan panjang," ujar Fithra.

Contohnya seperti yang terjadi di Tiongkok sebagai epicentrum dari virus covid, yang memberlakukan lockdown di Kota Wuhan. Kemudian setelah lockdown terdapat aktivitas ekonomi yang signifikan.

Meskipun Tiongkok terutama Kota Wuhan perekonomiannya pada kuartal I terkontraksi hingga minus 7% tetapi di kuartal II tumbuh positif 3%, dan Tiongkok tidak pernah mengalami resesi. "Jika dilihat PSBB kali ini tentu akan ada hal buruknya di jangka pendek dan tentunya akan kita tuju di jangka panjang," jelasnya.

Faishal juga mengungkapkan bahwa penilaian PSBB tidak bisa dilihat dalam 1-2 hari ketika diterapkan.

"Saya lihat hari pertama pelaksanaan PSBB ke 2 ini belum terlalu terlihat ya baik mobilitas masyarakat dan dampak perekonomian. Hal itu dikarenakan masih banyak perusahaan-perusahaan masih menunda melakukan Work From Home (WFH) atau meliburkan karyawannya," ungkapnya.

Yang sudah jelas, tentunya mobilitas masyarakat pasti terdampak. Sebelumnya dilihat dari Google Mobility Report sudah hampir recovery dari PSBB tahap 1 terkait mobilitas masyarakat.

Namun ketika PSBB tahap 2 diberlakukan pasti akan terdampak namun sekali lagi masih belum terlihat.

"Pada awalnya mobilitas masyarakat seperti pada Januari 2020, dengan adanya PSBB jilid II ini pasti sudah turun lagi. Yang terdampak paling besar pasti perhotelan, perdagangan dan juga transportasi paling besar dampak negatifnya," tuturnya.

"Tapi sekali lagi jangan dilihat jangka pendeknya. tapi dilihat jangka panjangnya seperti yang dikatakan presiden yang perlu dirubah juga variabel kesehatan itu penting," pungkasnya. (OL-6)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya