Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Serapan Anggaran PEN Dinilai Belum Optimal dan Relatif Lamban

Despian Nurhodayat
28/8/2020 21:34
Serapan Anggaran PEN Dinilai Belum Optimal dan Relatif Lamban
Pelaku UMKM membuat celana berbahan denim di Pusat Kreatif Jakarta(Antara/Muhammad Adimaja)

DIREKTUR Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai, serapan anggaran program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang baru terealisasi sebesar Rp156,9 triliun masih lamban dan belum optimal.

"Masih di kisaran 25% serapannya ya, jadi belum optimal, masih relatif lamban, yang agak cepat saat ini baru penyaluran bansos yang serapannya sudah lebih dari 40%," ungkapnya kepada Media Indonesia, Jumat (28/8).

Lebih lanjut, Faisal menekankan bahwa kecepatan implementasi, menjadi penentu efektivitas dalam mengangkat daya beli masyarakat dan menggerakkan dunia usaha.

Baca juga : Dirut Garuda Sebut Stimulus dari Pemerintah Belum Cair

Di lain pihak, Kepala Ekonom Permatabank Josua Pardede mengatakan, penyerapan anggaran PEN yang lamban dipengaruhi oleh beberapa hal. Diantaranya, terjadi gap antara realisasi keuangan dan fisik dari anggaran kesehatan, sehingga perlu percepatan proses administrasi penagihan.

Selain itu, penyerapan anggaran perlindungan sosial dikatakan masih rendah khususnya Pra Kerja, BLT Dana Desa sehingga perlu diakselerasi dalam waktu dekat ini. Sementara dukungan sektoral dan pemerintah daerah masih rendah karena secara umum masih dalam proses penyelesaian regulasi.

"Lebih lanjut lagi, terkait dengan penyerapan pembiayaan korporasi juga cenderung masih rendah karena masih dalam tahap penyelesaian skema dukungan dan regulasi, serta infrastruktur pendukung untuk operasionalisasi. Dan yang terakhir, yakni penyerapan anggaran insentif usaha yang masih rendah karena WP yang eligible untuk memanfaatkan insentif pajak tidak mengajukan permohonan," kata Josua. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya